🌈PROLOG

4.1K 215 12
                                    

••

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

••

Terlahir dari rahim seorang wanita malam, membuat Kim Sunghoon hidup dalam kubangan penderitaan dalam menjalani hidupnya. Sering menjadi bahan bullying semasa sekolah—juga dijauhi oleh semua orang dengan mengatainya anak haram yang terlahir dari seorang jalang.

Melawan? Sunghoon bahkan tidak memiliki kemampuan untuk hal itu, katakan saja dirinya orang yang lemah karena memang begitu adanya.

Tempat yang ia anggap sebagai rumah pun sama sekali tidak bisa memberikan rasa aman terhadapnya. Ibunya yang seorang pemabuk sering kali menyiksa Sunghoon tanpa sebab—mengatakan kalau penderitaan yang di alami ibunya adalah kesalahannya.

Padahal, Sunghoon juga tidak meminta untuk dilahirkan—kalau ibunya merasa semua ini karena kesalahannya. Lantas, kenapa tidak sejak dalam kandungan ia dilenyapkan?

Dan kalau ia tidak lahir, ia tidak akan pernah mengalami rasa sakit yang terus menyerang batin dan fisiknya. Sunghoon begitu menderita, sering kali ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri—hanya saja, ia tidak ingin melakukannya karena dengan mati pun tidak akan menyelesaikan masalahnya.

"Berikan semua uangmu sekarang!"

Sunghoon merenggut, ia menyembunyikan tas miliknya ke belakang tubuhnya.

"E-eomma... Ini uang untuk kebutuhan kita tiga hari ke depan. Kalau eomma mengambilnya, kita tidak akan bisa makan." Lirih Sunghoon—enggan menatap wajah sang ibu karena merasa sangat takut.

"Perduli setan! Cepat berikan!" Sunghoon tersentak saat sang ibu mendorong tubuhnya sampai ia terjatuh ke lantai.

"Eomma jangan!"

Plak

"Anak sialan. Jangan membantah!" Sunghoon terdiam saat rasa perih menyerang pipinya.

Brak!

Ibunya pergi dari kamarnya setelah mengambil uang hasil kerja kerasnya, Sunghoon segera berdiri sembari memegang pipinya yang terasa perih—ia pun mengambil kaca kecil dan melihat wajahnya.

Yang dihiasi banyak lebam.

Sunghoon meringis saat tangannya menyentuh pipinya, hasil tamparan sang eomma membuat pipi Sunghoon tergores karena cincin yang digunakan eommanya tersebut.

Meletakkan kembali kaca tersebut, Sunghoon segera duduk di ranjang kecil dan keras miliknya—tangannya memegang perutnya sendiri.

"Sepertinya, aku hanya akan meminum air putih saja selama tiga hari ini." Gumamnya sembari tersenyum tipis.

Seberat apapun masalah hidupnya, Sunghoon selalu merasa bersyukur dan tidak pernah mengeluh sama sekali. Walaupun terkadang, Sunghoon merasa lelah atas semuanya.

••

Di sebuah club malam—seorang pria dengan wajah tampannya tengah meminum wine nya dengan khidmat. Lampu yang berkelap-kelip dengan suara musik yang begitu keras membuat semua yang memasuki club ini bersenang-senang menikmati malam mereka.

Depend On You (Jayhoon)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora