Empat☘️

2.2K 186 27
                                    

••

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

••

"Bagaimana?" Jay bertanya pada seorang wanita cantik—Seol Sullyoon, seorang dokter yang Jay panggil untuk memeriksa keadaan Sunghoon.

"Siapa pemuda ini? Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Tanya Sullyoon, ia cukup terkejut saat Jay memintanya untuk memeriksa keadaan seorang pemuda cantik yang tubuhnya dipenuhi banyak luka.

"Hanya pembantu. Kau tidak usah tahu, yang ingin aku tahu sekarang apa dia baik-baik saja?" Ujar Jay membuat Sullyoon menatapnya sinis.

"Kau masih bertanya dia baik-baik saja atau tidak? Yaak, dia demam dan tubuhnya dipenuhi oleh lebam. Lebih baik kau bawa dia ke rumah sakit." Ucap Sullyoon, memasukkan kembali alat yang ia gunakan untuk memeriksa keadaan Sunghoon ke dalam koper miliknya.

Memang, tidak ada yang tahu soal Jay menikah dengan Sunghoon—karena saat pernikahan, hanya ada Jay, Sunghoon dan satu pendeta yang menikahkan mereka. Bahkan, Minhyun saja tidak tahu kalau putra semata wayangnya itu sudah menikah—dan melakukan hal kejam seperti ini pada pemuda yang tidak bersalah. Kalau Minhyun tahu, jelas sekali pria paruh baya itu akan menghentikan tindakan Jay—karena bagaimanapun juga, Sunghoon tidak tahu apa-apa dan tidak pantas mendapatkan segala kesakitan yang tidak dirinya perbuat.

"Tidak, aku tidak ingin membawanya ke rumah sakit. Lebih baik kau rawat dia dirumahku."

"Kau gila—"

"Aku akan membayarmu lima kali lipat." Potong Jay membuat Sullyoon mengangguk begitu semangat.

"Setuju!"

Seol Sullyoon, wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter itu adalah salah satu teman baik Jay. Mereka sudah berteman sejak SMA sampai sekarang, Sullyoon juga berteman baik dengan tunangan Jay.

"Jaga dia sebentar, aku harus keluar." Ucap Jay—Sullyoon mengangguk. Ia kembali mengeluarkan barang-barang yang sudah dirinya kemas.

Setelah kepergian Jay, Sullyoon menatap wajah Sunghoon yang terpejam dengan luka lebam yang menghiasi wajahnya. "Malang sekali." Gumam Sullyoon, tangannya menyentuh pipi bengkak Sunghoon.

Wajah dari pemuda ini begitu cantik dengan mole yang terletak dihidungnya—membuat visualnya terlihat begitu memikat walaupun lebam keunguan terlihat jelas disana.

Dan Sullyoon pun segera melakukan tugasnya dalam merawat Sunghoon.

••

Matanya melirik kesana-kemari mencari sosok yang akan ia temui sekarang. Jay segera masuk ke dalam cafe tersebut—bibirnya tertarik membentuk kurva yang begitu tampan saat melihat orang yang ingin ia temui sudah duduk dikursi menunggunya.

"Jay!"

"Maaf membuatmu menunggu lama." Ujar Jay sembari ikut duduk di depan wanita cantik itu.

"Tidak apa, aku juga baru datang." Tangan lentik wanita itu mengenggam tangan Jay yang ada diatas meja. Dan Jay pun membalas sembari mengelusnya dengan lembut.

Depend On You (Jayhoon)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum