Sembilan☘️

1.8K 157 6
                                    

••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••

Esok harinya, seperti biasa—Sunghoon bangun pagi-pagi sekali karena banyak tugas yang harus ia kerjakan. Sedikitnya, Sunghoon merasa sangat lega karena semalam Yunjin tidak menginap di rumah Jay.

Sehingga, rasa takutnya pada Yunjin hari itu hilang dan dirinya bisa tidur dengan nyenyak.

Saat ini, Sunghoon tengah membersihkan lantai menggunakan vacuum cleaner. Ia membersihkan semua debu yang ada di ruang tamu dengan begitu telaten.

Membereskan semuanya agar terlihat bersih.

Sunghoon mulai membersihkan rumah ini dari jam empat pagi—dan sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi tinggal area outdoor kolam renang yang belum ia bersihkan. Namun sebelum itu, ia harus menyiapkan sarapan dan bekal untuk Jay bekerja.

Setelah menyimpan semua alat kebersihan tersebut, Sunghoon segera pergi ke dapur—memakai apron miliknya lalu mengambil semua bahan makanan yang ia butuhkan hari ini. Ia akan membuat ayam kecap manis, sayur rebus, dan beberapa makanan kesukaan Jay.

Ia mulai mengerjakannya sembari bersenandung pelan. Jika tidak dibutakan dengan rasa dendam—mungkin, Jay akan sangat beruntung bisa memiliki istri seperti Sunghoon.

Namun, hatinya seolah tertutup sehingga Jay tidak ingin melihat bagaimana Sunghoon. Karena selama ini, Jay hanya fokus membuat Sunghoon menderita—selama Eunbi belum ditemukan.

Sebelum Jay menemukan wanita sialan itu, maka Sunghoon lah yang menjadi target balas dendamnya

Padahal, Jay Park merupakan pria baik walaupun tempramental—Jay tidak pernah menyakiti orang lain sampai sedemikian rupanya. Tapi, Jay juga tidak bisa menghentikan, rasa marah, rasa dendam atas apa yang Eunbi lakukan pada ibunya yang begitu Jay sayangi.

Setidaknya, Jay membutuhkan pelampiasan agar semuanya tidak menumpuk dalam dirinya—dan yang menjadi pelampiasan atasa dendamnya adalah Sunghoon, putra dari Eunbi sendiri.

Jay tidak pernah tahu seperti apa kehidupan Sunghoon, mungkin saja kalau dia tahu—Jay tidak akan berbuat kejam seperti ini dengan menambahkan penderitaan pada pemuda manis nan cantik itu.

••

Kelopak matanya terbuka secara perlahan, menampilkan bagaimana tajamnya mata pria tampan itu. Jay menguap kecil sembari meregangkan otot-ototnya, ia mengambil jam kecil diatas nakas lalu melihat pukul berapa sekarang.

Pukul setengah delapan, Jay pun segera bangkit dari atas tempat tidurnya—berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Hari ini, Jay ada rapat penting yang harus ia hadiri.

Membutuhkan waktu setengah jam untuk Jay bersiap-siap dan setelah selesai. Ia segera turun ke bawah untuk sarapan—semoga pagi ini Sunghoon tidak membuat masalah yang membuat emosinya meledak.

Sebelum masuk ke ruang makan, Jay diam sebentar menatap Sunghoon yang dengan penuh keseriusan dalam menyiapkan sarapan untuknya. Jay tertegun entah karena apa—yang pasti, ia hanya diam sembari menatap Sunghoon dengan begitu lekat.

Beberapa menit ia diam sampai akhirnya ia tersadar dan langsung menepuk pipinya. "Apa yang aku lakukan?" Gumamnya lalu mulai berjalan ke sana.

Sunghoon yang menyadari kedatangan Jay pun segera membungkuk hormat. "S-selamat pagi, tuan." Ucapnya—meletakkan secangkir kopi yang sudah ia buat disamping piring Jay.

"T-tuan harus makan dulu sebelum meminum kopinya. Kalau tidak, perut tuan bisa sakit..." Ucap Sunghoon sembari memasukan secentong nasi pada piring, dan memasukan lauk-pauknya juga.

Serasa cukup, Sunghoon meletakkan piring tersebut dihadapan Jay—ia pun mengambil satu gelas lalu mengisinya dengan air putih dan meletakannya disamping piring.

Jay hanya diam, memperhatikan bagaimana Sunghoon dalam melayaninya—Jay benci mengakui hal ini, tapi perlakuan Sunghoon dalam melayaninya sudah seperti seorang istri yang tengah melayani suami tercintanya.

Dan bodohnya, Jay sedikit tersenyum akan hal itu—walaupun Sunghoon tidak bisa melihatnya karena hanya Jay yang tahu kalau dirinya sedikit tersenyum saat ini.

"Sudah selesai. T-tuan... Makanlah yang banyak." Setelah mengatakan hal itu, Sunghoon hendak pergi tapi celetukan Jay membuat Sunghoon langsung menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?"

"Eng?"

Tangan Jay mengepal, ia mengigit pipi dalamnya saat melihat mata doe itu yang seperti kebingungan atas apa yang ia tanyakan. "Sial, dia benar-benar menggemaskan."

Jay berdehem, "Duduklah, wajahmu pucat—kau juga harus makan." Ucap Jay membuat Sunghoon terkejut—karena tumben sekali Jay mengajaknya makan berdua seperti ini. Biasanya Sunghoon akan makan setelah Jay selesai.

"E-em.. tidak usah. A-aku makan nanti saja tuan." Tolak Sunghoon.

Jay menatap Sunghoon dengan tajam membuat pemuda manis itu kicep dibuatnya, "Tidak usah membantah. Turuti sebelum aku bertindak kasar padamu."

"B-baik!" Sunghoon segera duduk disalah satu kursi disana—melihat itu, Jay pun segera memakan sarapan paginya.

Jay makan dengan lahap dan merasa nyaman, sedangkan Sunghoon sedikit merasa tidak karuan karena makan berdua bersama pria kejam seperti Jay.

••

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TBC

Komen yang banyak, karena double updatee❤️🫰

Depend On You (Jayhoon)Where stories live. Discover now