Hantu Perempuan

4 1 0
                                    

Kalau saja perutnya tidak keroncongan sudah tentu Cika bangun tidurnya ntar lagi aja apalagi hari ini hari Minggu. Satu lagi syarat bisa sarapan pagi, mandi pagi! Kalau nggak mandi jangan harap bisa sarapan!

"Ehm … mantap kali singkong gorengnya. Ambil dari kebun kita kemarin ya Bu?" Cika memuji masakan ibunya. Pokoknya apa aja yang dimasak ibunya pasti enak! Cika terdiam saat ibunya bertanya apakah dia masih berteman dengan Arya dan Sandy.

"Enggak Bu, Cika sudah nggak temenan lagi, jangankan di dunia nyata dunia Maya juga sudah unfollow! Cika memperlihatkan sosial medianya yang sudah tidak ada lagi nama Arya dan Sandy di daftar followernya.

"Ibu nggak tahu apa itu follow follow yang penting jangan temenan sama mereka lagi!" Larang ibunya Cika.

***

Sore itu Arya duduk di atas perahu milik ayahnya entah apa yang dipikirkannya? Dia terlihat memandang jauh ke laut lepas. Sudah seminggu nggak temenan sama Cika dan Eno rasanya kangen juga sama bawelnya dua mahluk manis itu.

" Woi! Ngapain? Serius kali! Mikirin Cika ya?" Seru Sandy mengagetkan Arya dari belakang. Maklum, Sandy juga sebenarnya kangen dengerin cekikian Cika dan Eno kalau lagi ketawa happy setelah berhasil ngeprank Arya dan Sandy. 

"Dari pada bingung mau ngapain? Gimana kalau kita pergi mancing? Ajak Sandy.

"Ide lo boleh juga. Ok! Gue pulang izin dulu sambil bawa bekal makan malam sama jaket," ujarnya. 

Senja mulai turun saat Arya dan Sandy melepaskan tali pengikat perahu, berbekal umpan, semangat dan harapan mereka dapat ikan gede malam ini …

"Kemana kita mancingnya?" Tanya Sandy berteriak agar suaranya bisa terdengar di tengah deru suara mesin perahu yang bising. Arya hanya menjawab dengan gerakan tangannya yang menunjuk ke arah barat. Mesin mulai dimatikan ketika sampai di tepi sebuah teluk.

"Sepertinya di sini banyak ikannya," seru Arya melemparkan jangkar ke dalam air. Perlahan senja berganti malam, sangat gelap dengan angin yang mulai terasa dingin. Arya dan Sandy kompak memakai jaket dan kaos kaki agar tak masuk angin. Cahaya lampu yang tergantung di bawah atap perahu menerangi sementara di luar sangat gelap.

***

"San, bagi gue kopi dalam termos itu! Ngantuk banget nih!" Pinta Arya yang sudah diserang rasa kantuk setelah menyantap bekal makan malamnya. Sandy menuang kopi ke dalam gelas satu untuknya dan satu lagi untuk Arya. Jujur! Dia tak ingin Arya tertidur di perahu dan membiarkan dirinya terjaga sendirian. 

"Yes! Aku dapat!" Arya mengejar tali pancing yang bergerak di tarik ikan yang nyangkut dimata kailnya dan terus menarik tali pancing ke atas perahu! Wow! Seekor ikan karang lumayan gede menggelepar di lantai perahu. Secepatnya Arya melepas mata kail dari ikan tangkapannya dengan senyum pada Sandy, senyum kemenangan karena berhasil mendapatkan ikan lebih dulu!

Tak berapa lama angin kencang tiba-tiba datang membuat cuaca yang tadinya tenang berubah berombak menggoyangkan perahu ke kanan dan ke kiri ... Kecemasan hadir membuat mereka segera menggulung tali pancing dan menarik jangkar bergerak mencari titik aman di pinggir daratan terdekat. Hujan deras sedikit membantu meredakan badai yang datang walaupun dingin membuat tubuh Arya dan Sandy menggigil. Sesekali kilat petir terlihat menerangi gelapnya langit, Arya merasa dirinya begitu kecil di tengah kekuasaan Allah yang tidak ada batasnya. Baju dan kaos kaki menjadi basah karena angin kencang membuat percikan air hujan masuk ke dalam perahu kecil yang mereka tumpangi. Walaupun hujan mereka tetap memancing ikan berharap ada ikan kedua, ketiga dan seterusnya yang akan mereka dapatkan malam ini. Benar saja tali pancing Sandy bergerak berputar dengan kencang dan ketika diangkat seekor ikan Giant fish seperti yang sering mereka tonton di televisi.

"Arya! Bantu pegang ikannya!!" Teriak Sandy sambil berdiri di tengah perahu yang masih bergoyang ke kanan dan ke kiri dan akhirnya … Sandy terjatuh ke dalam air dan coba berenang di tengah ombak dan kegelapan! Dengan sigap Arya segera mengambil tali yang ada di dekatnya dan melemparkannya ke arah Sandy. 

"San, pegang tali ini!" Seru Arya pada Sandy yang mulai lelah menggerakkan kedua kaki dan tangannya apalagi airnya begitu dingin. Tanpa membuang waktu Sandy menangkap dan memegang erat tali yang dilemparkan Arya padanya. Sekuat tenaga Arya menarik tali itu hingga Sandy berhasil menggapai badan perahu dan naik ke atas dengan nafas memburu, tubuh kedinginan dan kelelahan. 

"Ganti bajumu dengan kain selimut ini," kata Arya menyodorkan selimut hangat yang dibawanya dari rumah. Sandy membuka seluruh pakaiannya dan membalut tubuhnya dengan selimut dan menikmati kembali secangkir kopi panas yang diberikan Arya.

***

Jam tiga dini hari …

Arya memutuskan untuk pulang ke rumah, kasihan Sandy yang masih kedinginan. Baru saja perahu berjalan di tepi pinggiran sebuah pulau mereka melihat sebuah penampakan yang sangat tidak masuk akal! Penampakan yang membuat mereka berdua bergidik, bukan karena cuaca yang dingin malam itu tapi sesuatu yang semakin lama semakin jelas penampakannya. Di pinggir pantai nampak berkelebat bayangan wanita cantik berbaju putih dan berambut panjang! Penampakan wanita itu seakan tidak terhalang oleh gelapnya malam semakin cepat perahu di gas, bayangan wanita berbaju putih dengan rambut panjangnya terus mengikuti mereka. Aneh! 

"Apaan tuh Arya?" Tanya Sandy sambil menggigil karena kedinginan sekaligus ketakutan!

"Nampaknya dia mengikuti jalannya perahu ini …," jawab Arya terus fokus mengendalikan jalannya perahu.

"Kita harus bagaimana? Perempuan itu masih mengikuti kita." Sandy dan Arya saling pandang. Sejurus kemudian Sandy berkata;

"Jangan menyuruhku melakukan sesuatu yang aku tidak bisa melakukannya Arya!" Tolak Sandy mulai curiga pada Arya.

"Ayolah! Sandy! Kita tidak punya cara lain. Dia akan terus mengikuti kita," bujuk Arya agar Sandy mengikuti ide gilanya.

"Heeeiiii!! Kemari sini!! Kalau kamu tidak malu! Sini gabung kemari!!" Teriak Sandy dengan keras, suaranya memecah kesunyian malam. Arya tercengang melihat keberanian Sandy apalagi berdiri dan membuka selimut yang melilit tubuhnya dan berdiri ke arah penampakan perempuan berbaju putih dan berambut panjang tadi! Sungguh aneh! Entah karena takut atau malu hantu perempuan berbaju putih tadi hanya tertawa melengking tinggi dan kemudian menghilang entah kemana! Secepatnya Sandy meraih selimutnya dari lantai perahu dan melilitkannya ke tubuhnya karena dia juga merasa malu pada Arya yang sedang tertawa geli menyaksikan atraksi Sandy mengusir hantu perempuan itu!

"Kenapa lo malah ngetawain gue? Harusnya bersyukur tuh perempuan sudah hilang!" Jelas Sandy.

"Iya. Berarti eksperimen kita berhasil terbukti kalau cara tadi juga bisa dipakai mengusir hantu tapi kalau ada cara lain mengusirnya supaya nggak gangguin kita selain buka baju mending cara lain saja ha ha ha," kata Arya sambil tertawa..

TENTANG HORORWhere stories live. Discover now