Cika Ketakutan

8 1 0
                                    

Arya dan Sandy bisa bernafas lega saat penampakan hantu perempuan berbaju putih dan berambut panjang itu tak lagi mengikuti mereka. Laju perahu terus diarahkan  menuju jembatan kecil tempat menambatkan perahu yang tak jauh dari rumah Arya.

"Gue langsung pulang ya," kata Sandy begitu perahu yang mereka tumpangi telah terikat di kayu penyanggah jembatan kecil itu. Kantong plastik berisi pakaian basah miliknya berada di tangan kanannya bersama beberapa ekor ikan hasil memancing semalam, pulang dengan memakai selimut milik Arya.

***

"Good morning teacher  ..!!" Semua siswa kompak memberi salam pada Bu Lili guru bahasa Inggris, orangnya cantik, tinggi dan langsing, sabar menghadapi siswa yang terkadang membuat ulah karena pusing kalau mendengar kata bahasa Inggris.

"Morning, how are you today?" Sapa Bu Lili agar semua siswa menjadi semangat sebelum memulai pelajaran.

"Fine!" Jawab para siswa. 

"Ok, today we learn about simple present tense."

Arya tetap semangat mengikuti pelajaran yang diberikan Bu Lili, berbeda dengan Sandy yang sudah mulai berkeringat, pusing dan mual tiap kali dia belajar bahasa Inggris meskipun gurunya sudah secantik dan sebaik Bu Lili. Sandy segera permisi ke luar kelas dengan alasan ke toilet padahal dia gabung dengan kelas sebelah yang sedang olahraga volley. 

Setengah jam kemudian …

"Arya, coba kamu lihat si Sandy, ke toilet sampai setengah jam," seru Bu Lili curiga pada tingkah Sandy. Arya menemukan Sandy sedang duduk di pinggir lapangan volley.

"Elo gimana sih San? Pelajaran bahasa Inggris lo keluar. Dicariin Bu Lili tuh!" Arya nyamperin Sandy yang asyik memberi semangat tim jagoannya.

"Aduuh!! Gimana ya kepalaku selalu pusing bila pelajaran bahasa Inggris, makanya gue keluar kelas," alasan Sandy menolak kembali masuk ke kelas.

"Awas lo San, Bu Lili bisa marah dia bakalan mencubit perut mu sampai merah!" Arya berlalu sambil mengingatkan Sandy akan kemarahan Bu Lili.

Benar saja, bagaimana sabarnya seorang guru dia berhak marah jika siswanya tidak menghargainya seperti yang dilakukan Sandy kali ini.

"Kenapa nggak mau masuk kelas?" Tanya Bu Lili serius menatap Sandy yang berdiri cengar-cengir!

"Anu Bu, saya nggak ngerti bahasa Inggris Bu," ujar Sandy sambil garuk kepalanya berharap Bu Lili tidak marah.

"Ayo! Masuk ke kelas!! Kalau kamu tidak mau masuk kelas sekarang, ibu kasih merah nilai pelajaran bahasa Inggris kamu!" bentak Bu Lili. Ternyata dibalik wajah cantik dan sikapnya yang lemah lembut Bu Lili juga bisa marah! Sandy jadi takut dan segera lari masuk ke kelas disambut puluhan pasang mata teman sekelasnya. Ada yang tersenyum, ada juga yang gelengkan kepala melihat tingkah Sandy. Tak ketinggalan Cika dan Eno yang mencibir ke arahnya, dasar Cemen!!

"Khusus buat kamu!" Perintah Bu Lili pada Sandy memberikan tugas dua puluh soal bahasa Inggris!

***

Sudah hampir jam sebelas malam Sandy terlihat masih berkutat di depan buku PR bahasa Inggrisnya. Tinggal lima soal lagi yang belum selesai. Lima belas soal sudah dia kerjakan walau tidak tahu apakah jawabannya benar atau salah, Sandy hanya takut kena marah Bu Lili lagi. 

"Otakku bener-bener nggak bisa diajak kompromi lagi buat menyelesaikan lima soal ini." Sandy hampir menyerah apalagi matanya sudah lima Watt. Semua sudah pada tidur kecuali dia. Sandy menyandarkan kepalanya di kursi namun baru saja dia memejamkan matanya terdengar suara seperti suara orang menggaruk dinding! Hah! Apa itu? Sandy memandang tak berkedip ke arah sosok bocah kecil gundul tak berambut! Yang berjalan dengan cepat di hadapannya! Seperti boneka tapi bukannya lucu, tepatnya menyeramkan bagi Sandy! Dengan hati Dag! Dig! Dug! Sandy terus mengamatinya dengan memicingkan matanya dan berpura-pura tidur padahal dia penasaran dengan sosok misterius yang barusan dilihatnya itu. 

"Benarkah ini yang dibilang orang tuyul? Suka mengambil uang orang tanpa permisi? Ngapain dia ke rumahku? Dia pasti salah rumah! Di sini tidak ada uang ratusan ribu apalagi jutaan. Kalau uang ribuan dan puluhan ribu mungkin ada bersama uang koin sisa belanjaan emak!" Bisik Sandy dalam hati tak mengerti apa maunya si tuyul nyasar ke rumahnya malam ini. 

Hatsyiiiih …!!!

Tanpa sengaja Sandy bersin dan membuat kaget penampakan anak kecil gundul tadi yang lari melesat mengambil langkah kaki seribu dengan beberapa lembar uang puluhan ribu di tangannya! 

***

"Sandy kamu lihat uang emak nggak? Kalau mau minta uang buat jajan, beli pulsa minta sama emak! Nggak boleh nggak bilang ambil uangnya," teriak emak sambil membolak balik pakaian di dalam lemari mencari uangnya yang hilang.

"Semalam emak taruh di sini," kata emak pada Sandy saat sarapan pagi.

"Enggak lihat Mak! Jawab Sandy. Uang emak hilang? Ehm … pasti ini ulah penampakan bocah gundul semalam," pikir Sandy. Ternyata benar uang emak hilang tiga puluh ribu. Untung uang koin satu stoples sisa belanjaan emaknya nggak ditilep juga. Tapi, ada sesuatu yang membuatnya tak habis pikir bagaimana dengan nasib uang yang disimpan di bank yang jumlahnya sampe ratusan juta? Apa nasibnya juga sama dengan uang tiga puluh ribu punya emak yang raib semalam? Mungkin tuyulnya nggak bisa ngambil uangnya karena diikat dengan karet? Arya jadi bingung sendiri ...

Di rumah Cika …

Siang itu Cika asyik bermain ayunan di halaman rumahnya sendirian, karena bosan Cika mengambil bola kasti dan mempermainkannya. Cika berlari mengejar bola yang menggelinding ke kolong rumah panggung Cika yang terbuat dari papan dan kayu. Bola berhenti tepat di bawah salah satu tiang penyangga rumah.

"Apa itu?" Sebuah benda seperti slang air berada di sela kayu mencuri perhatian Cika dengan rasa penasaran ia mendekatinya dan berniat menyentuhnya. Tiba-tiba slang air itu bergerak dan bergeser dari tempatnya ketika hampir tersentuh tangannya! Cika kaget setengah pingsan, instingnya berkata kalau itu bukan slang tapi seekor ular!!

ULAAARRR …!!!!

Cika berteriak kencang dan berlari menjauh dari tempat itu kemudian dia masuk ke kamar ayahnya yang sedang terlelap tidur!

"Ayaaahh! Bangun yah! Bangun!" Seru Cika mengguncang bahu ayahnya sekuat tenaga! Tak pelak ayahnya terbangun mendengar teriakan Cika yang bising banget!

"Ada apa Cika?" Tanya ayahnya gusar.

*Ada ulaarrr di sana!" Cika menarik tangan ayahnya agar mengikuti langkahnya menuju tempat dimana dia melihat ular. Ayahnya memandang dari kejauhan karena sangat sulit mengusirnya dari tempat itu. Satu satunya cara adalah dengan menembaknya. Ayah Cika teringat kalau beberapa malam kemarin saat pulang kerja sepeda motornya dihadang oleh seekor ular yang cukup besar. Ular itu melarikan diri masuk ke dalam air kolam sebelah rumah Cika dengan luka tembak. Ular yang nampak oleh Cika adalah ular yang sama! Hih … !! Cika bergidik ngeri!

TENTANG HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang