Kamar Hotel Yang Angker!

2 1 0
                                    

"Bu Airin sudah dimana Bu? Saya sudah nungguin dari tadi di lobby Bu." Suara Sesil asistennya Airin terdengar khawatir. 

"Iya! Sesil! Saya sudah sampai di hotel. Tunggu saja oke!" Jawab Airin sambil menggelengkan kepalanya melihat asisten satu ini emang rada penakut! 

Airin menarik koper kecil perlahan melewati lobby menuju resepsionis untuk chek in terlebih dulu. 

"Bu, lega saya ibu sudah datang." Sesil mengikuti langkah Airin di belakangnya.

Seorang resepsionis memberikan kunci kamar kepada pelayan hotel dan membawakan tas koper yang dibawa Airin. Terlihat Airin dan Sesil mengikuti hingga ke lantai dua hotel ini.

Airin memandang lorong disepanjang kamar yang berwarna oranye. Terasa memancarkan aura mistis! Pelayan kamar berhenti di kamar 101 bersebelahan dengan kamar 100, kamar Sesil! Setelah membuka kamarnya pelayan itu memberikan kuncinya pada Airin dan Sesil dengan tersenyum ramah.

"Terima kasih."

Airin dan Sesil langsung masuk kamar masing-masing karena hari sudah malam dan mereka sangat lelah!

Airin menyibak tirai di kaca jendela dan mengamati pemandangan yang terlihat dari tempatnya berdiri. Ada sesuatu yang membuat Airin tak ingin berlama lama di pinggir kaca jendela! Gelap banget!

Airin merebahkan tubuh lelahnya ke hamparan sprei putih ranjang tempat tidurnya. Gulingnya menjadi sasaran pelukan eratnya ... Seakan ingin melepaskan semua lelah di perjalanan tadi untuk bisa sampai di sini, nama desanya cukup unik desa Cinta.

"KRESEK!"

Terdengar suara dari atas atap kamar tempat Airin menginap! Namun Airin nggak peduli karena capek dan kantuknya lebih kuat dari rasa penasarannya akan suara itu. Paling juga suara tikus!

Tikus? Airin bangun dari tempat tidurnya dan berusaha mendengarkan lebih seksama namun suara itu tidak terdengar lagi!

"Tenang Bu Airin! Saya ada di kamar sebelah. Kalau ada apa-apa telepon aja!" Airin teringat ucapan asistennya Sesil sebelum tidur tadi tapi apa berani dia usir tikus? Yang ada dia lari duluan!

Dinginnya AC membuat Airin memutuskan untuk melanjutkan tidurnya dan menarik selimutnya hingga ke bahunya besok pagi ada meeting dengan mitra perusahaannya.

"Pagi Bu Airin ... Sapa Pak Roy pemilik usaha kebun teh terbesar di daerah ini saat melihat Airin yang datang bersama Sesil asistennya.

"Pagi Pak Roy! Senang sekali pagi ini cerah banget mudah-mudahan secerah usaha kerja sama kita ya!" Jawab Airin dengan sumringah.

"Siap! Bu Airin!"

Setelah ngobrol sebentar di lobby mereka melanjutkan survey ke lokasi yang menjadi target utama meeting hari ini. Pak Roy dengan kumis tebalnya menyuruh asistennya yang merangkap sopir untuk menyiapkan mobil menuju lokasi. 

Sepanjang mata memandang di perjalanan hanya ada kebun teh yang menghampar luas di perbukitan ini. Hijau menyejukkan mata yang memandang! Cantik sekali! 

Saat mereka berhenti di sebuah persimpangan, sepasang mata Airin tiba-tiba tertuju pada seorang pemuda berperawakan sedang berkulit putih usia sekitar 27 tahun dengan wajah tampannya! Sepertinya dia seorang bule! Penampilannya seperti pekerja di kebun teh ini. Dia melirik ke arah Airin sepintas tatapan mata mereka beradu pandang! Sekilas hanya sekilas! Tapi begitu membekas dan membuat Airin penasaran saat laki-laki itu melangkah di jalan setapak perkebunan ini bergabung dengan para pekerja wanita yang saat itu baru saja memulai memetik pucuk daun teh.

Hmm! Siapa pria itu? 

Airin pun segera fokus kembali dengan pembicaraan bisnis nya dengan Pak Roy terkait kerja sama pasokan daun teh karena Airin membutuhkan suplai daun teh kering dengan standar kualitas yang dia butuhkan untuk minuman teh produksi perusahaannya. 

"Berapa pekerja di perkebunan ini Pak Roy? Semua perempuan atau ada pekerja laki-laki?

"Kebanyakan pekerja wanita dan hanya ada beberapa tenaga kerja laki-laki." Pak Roy mempersilahkan Airin melihat ke gudang penyimpanan daun teh yang sudah di petik. 

"Ada pekerja bule Pak?" 

"Maaf Bu Airin, jangan di sini ceritanya di lobby hotel saja." Pak Roy nampak ketakutan.

"Aneh dan lebay sekali Pak Roy ini ditanya apa jawabnya malah takut." 

Jadi siapa pekerja laki-laki yang melintas saat kita berhenti tadi? Tanya Airin masih penasaran ingin memastikan siapa laki-laki tadi.

"Yang mana Bu? Setahu saya dari tadi yang kita lihat tadi semuanya pekerja wanita, tidak ada pekerja laki-laki ...

DEG! Airin terkejut bukan main saat tau kalau yang bisa lihat cuma dia!

Airin balik ke hotel dengan sebuah pertanyaan yang ada di kepalanya. Bagaimana mungkin orang lain tak melihatnya padahal laki-laki itu berjalan di depan mereka, berhenti dan sekilas menatap Airin!

"Hih! Dasar horor keinginan untuk bekerja sama dengan Pak Roy sejenak membuatnya ragu. Bagaimana kalau penampakan bule laki-laki itu selalu muncul? Tentu akan membuat ketakutan pekerja yang lain ...

Entah mengapa malam itu Airin merasa detik jarum jam terasa lambat. Airin menggerutu karena tidak bisa tidur padahal udara di kamarnya malam ini sangat sejuk!

Ada keinginan yang sulit dikendalikan Airin yang membawa gerak langkah kakinya mendekati jendela. Seperti ada sesuatu yang bersembunyi di balik tirai jendela!

Perlahan, Airin mencoba menyibak tirainya ...

Siapa itu? ... Tanya Airin penasaran ...

Secepat angin, sosok seorang laki-laki bergerak menjauh dari jendela! Dia seorang bule! Laki-laki tadi siang?

Aaah! ...

Airin terpekik kaget ketika dia berhenti lalu menoleh ke arahnya seolah tau sedang diawasi oleh Airin.

Secepat kilat Airin menutup gorden jendela kamar hotel ini! Airin memandangi sekeliling kamar hotel ini entah mengapa semua tiba-tiba semua serasa angker dan mistis! Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya hingga Airin semakin menggigil ketakutan!

"Mana Sesil? Asisten apaan nggak bisa di andalkan!' sesal Airin karena mempunyai asisten seperti dia yang bisanya hanya berdandan!

"Harusnya kucari asisten yang cowok saja, kalau situasi seperti ini tinggal aku panggil datang kemari!

"Sesiiilll ...! Teriak Airin berlari ke luar kamar dan menggedor pintu kamar Sesil di sebelahnya.

"Iya Bu! Ada apa? Kok teriak-teriak malam-malam kayak gini!" Ujar Sesil yang segera membuka pintu kamarnya. 

Sesil mengucek matanya yang sudah mengantuk dengan rambutnya yang sudah di roll ala emak emak jaman dulu!

"Sesil! Ayo! Kita bereskan barang-barang kita  malam ini! Kita check out malam ini juga!

"Kenapa Buk?"

"Udah! Jangan jangan  banyak tanya!" Airin segera memasukkan barang-barang ke dalam tas kopernya dan segera melangkah cepat keluar kamarnya hanya dengan menggunakan daster pakaian tidur kesukaannya!

"Bu Airiiinnn!! Tunggu Buuu ... ! Panggil Sesil menyusul di belakang Airin tentu saja dengan memakai daster!!

Mending check out malam ini juga dari pada harus tidur satu malaman di kamar hotel yang angker ini!










You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TENTANG HORORWhere stories live. Discover now