Inikah Yang Namanya ...

5 1 0
                                    

Libur semester tiba Cika senang sekali hingga melompat-lompat kegirangan apalagi kalau diajak pergi ke rumah nenek di desa Arum Manis. Ehm! Seperti nama buah mangga yang terkenal manis itu mangga Arum manis.

Cika perginya bersama ayah, ibu serta adik nya. Setelah menempuh perjalanan dengan mobil angkutan umum Cika dan keluarganya sampai di rumah nenek. Rumah panggung ciri khas rumah adat di daerahnya.

Begitu Cika memasuki rumah nenek yang luas entah kenapa Cika merasa ada aura yang membuatnya Merinding! Mungkin karena rumah neneknya yang tidak di cat hingga terkesan gelap. Dasar Cika penakut! Terlihat senyuman nenek yang menyambut kedatangan Cika di tangga dekat pintu masuk. Setelah memeluk dan mencium tangan nenek Cika langsung bercerita tentang perjalanannya hari ini.

"Nek! Cika ngantuk banget nih! Cika istirahat dulu ya Nek!" Ujar Cika setelah lelah bercerita sambil rebahan di sofa.

"Sudah mau Maghrib, jangan tidur Cika, sholat dulu!" Nenek melarang Cika untuk tidur karena sudah hampir Maghrib. Bukannya mengikuti apa yang dikatakan neneknya, Cika malah ambil posisi rebahan dan langsung tertidur.

Tak berapa lama antara tidur dan terjaga ...

Cika melihat seperti ada tangan berwarna hitam pekat yang tiba-tiba saja keluar dari lubang yang ada di plafon rumah nenek. Tangan itu semakin dekat kearahnya semakin membesar hingga Cika sangat ketakutan! Apalagi ketika jari-jari hitam sebesar pisang tanduk itu seolah ingin mencengkeram lehernya!

"Nek!" Tolongin Cika Nek! Cika takut!" Teriak Cika namun suaranya tak bisa dia teriakkan seolah mulutnya terkunci rapat! Cika membaca doa dalam hati berharap gangguan ini cepat hilang!

"Cika ...! Ayo! Bangun sholat Maghrib dulu!" Suara nenek masuk ke dalam mimpi Cika dan dia pun terbangun dengan wajah ketakutan.

Kapok tidur Maghrib! Bisik Cika dalam hati.

Hidangan makan malam yang spesial buatan tantenya pindang ikan gabus, sambal mentah dan lalap timun dan daun kol sama kemangi. Wuih! Makan malam ini terasa berbeda hingga Cika dan adiknya tambah nasi dua kali!

Namanya juga di desa kalau malam sunyi membuat Cika ingin cepat tidur sehabis makan malam. Suara jangkrik terdengar samar-samar sesekali suara gonggongan di kejauhan. Cika merasa rumah nenek tambah seram kalau malam hari. Hih!

"Nek, Nek ..." bisik Cika sambil mencoba membangunkan nenek yang tidur di sebelahnya. Aduh! Mana nenek susah banget dibangunin.

"Nek ...' Sekali lagi kucoba bangunin nenek tetap tak berhasil! Walau mata terpejam namun gerakan langkah kaki aneh terdengar dilantai rumah panggung nenek hingga menjelang adzan subuh!

Mandi di sungai ...

"Kak Cika lempar bolanya kemari!" Teriak Mira saat mereka mandi di pinggir sungai yang lebar dengan arus air yang cukup deras ditengahnya.

"Nih! Tangkap!" Cika melempar bola dan melompat kegirangan. Sementara di sebelah mereka terlihat ibu-ibu yang asyik mencuci pakaian dan piring. Sesekali mereka terlihat tertawa ketika obrolan mereka terdengar lucu. Habis mencuci mereka mandi baru kemudian pulang ke rumah mereka. Biar sekali jalan selesai mencuci dan selesai mandi. Beda dengan Cika dan adiknya kalau belum ada aba-aba disuruh pulang oleh ibunya, mereka belum mau beranjak dari dalam air!

"Udah! Cepat pulang nanti ada hantu air!" Kata ibu dan orang - orang yang telah selesai mandi dan beranjak pulang ke rumah masing-masing. Mau tak mau Cika dan adiknya ikutan pulang ketika mendengar cerita tentang hantu air tadi.

Hantu air .... Hih! Cika merinding mendengarnya hantu darat aja dia takut apalagi hantu air ...

Keesokan harinya saat hari menjelang senja ...

"Cika Mau kemanaaa ...? Sudah Maghrib jangan main jauh-jauuuuhh ...! Panggil nenek ketika melihat Cika berlari kecil menunggu ke pinggir sungai yang berjarak.sekitar 150 meter dari rumah nenek. Cika hanya menoleh sebentar namun dia kembali berlari kecil ke arah pinggir sungai. Dia berpapasan dengan beberapa orang yang baru pulang dari pinggir sungai dan mengingatkannya untuk pulang ke rumah.

"Cika kebelet nek,
bentar aja ke sungainya ..." bisik Cika dalam hati sementara itu suara adzan Maghrib mulai berkumandang di langit desa Arum Manis yang berwarna merah keemasan.

Cika berjalan menuruni batu kecil di pinggiran sungai dan tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika pandangannya tertuju pada sosok mahluk yang membuatnya terkejut! Sosok yang tak pernah dilihatnya!

Antara takut dan penasaran Cika menahan langkahnya dengan jarak 10 meter dari mahluk itu! Cika memandang sekelilingnya berharap ada orang selain dirinya agar dia tidak setakut ini. Matahari kian temaram cahayanya dan Cika semakin ketakutan!

Mahluk apa itu? Dia terlihat duduk diatas rakit dari bambu yang biasanya dijadikan tempat mencuci dan mandi warga di sini dan posisinya membelakangi Cika.

Itu hewan atau hantu? Pertanyaan itu muncul di kepala Cika saat mengamati sosok itu, seperti seekor monyet berbulu hitam dan berambut sangat panjang! Kalau monyet dia tidak mungkin berambut panjang dan monyet tidak suka main di air. Mungkinkah dia hantu? Hantu? Inikah yang namanya ....,

CINTAAAAAA ....!!

Eh! Salah! HANTU AIIIIRRRRR ......!!!! teriak Cika sekerasnya sambil putar balik dan langsung ambil langkah kaki seribu ....

TENTANG HORORHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin