02. Want to get acquainted

103 49 9
                                    

— something you don't know, that my heart is for you

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

— something you don't know,
that my heart is for you.

— 𝜗𝜚。

"Habis ini lo mau kemana, Ghe?"

Ghea yang sedang merapikan barang-barangnya itu mengedikkan bahu.

"Ini hari apa? Senin kan? Terus ini jam 1 siang, udah pasti Ghea ke kedai kopi." Esha menjelaskan secara rinci kegiatan Ghea, seolah Esha tahu seperti cenayang.

Mereka berempat mulai melangkah keluar meninggalkan kelas yang telah kosong. Ghea tidak menyalahkan ucapan Esha, dia akui itu ada benarnya.

"Bener Ghe? Berarti sekarang mau nemuin Karel?"

"Hari ini ngga, gue mau ke gramedia nyari alat gambar." Jawaban Ghea membuat Abell membulatkan mulutnya.

"Orang lagi sakit hati kan beda Bel, galaunya ke gramedia."

"Apasih Sha, gue gak galau," timpal Ghea, rasanya ia semakin bad mood. Abell dan Esha sungguh menyebalkan.

Sebenarnya Ghea sangat ingin mengunjungi kedai kopi, tapi mengingat rumor Karel membuatnya tidak mood melihat cowok itu. Dia memang bukan siapa-siapa, bahkan Karel tidak mengenalnya. Namun, tak tahu mengapa Ghea tidak bisa melupakan Karel. Dia belum mau menyerah, tidak tahu sampai kapan dia sanggup bertahan menyukai seseorang dalam diam.

"Ghe, gue ikut lo ke gramedia ya, mau cari buku," celetuk Kei, si gadis pendiam tidak banyak tingkah seperti Abell dan Esha.

"Boleh Kei, lo bawa kendaraan?"

Kei menggeleng, "naik Go-car aja, gue yang bayar."

"Kita berdua gak diajak nih? Sayang banget gak ngajak cecan. Ya gak Bel?"

"Betul betul, tapi gue gak suka ke gramedia. Ngapain coba, buku semua. Mending kita nyari makan Sha."

"Dih pinter juga, oke setuju."

"Tapi mampir dulu ke kedai kopi, cuci mata," sindir Abell lalu cekikikan sendiri.

Ghea tahu Abell sengaja, tapi kesengajaan itu mampu membuat Ghea sebal. "Kei, kita ke kedai kopi dulu, gue haus."

"Beneran bucin akut anaknya Bel," ucap Kei dan akhirnya mereka bertiga menertawakan Ghea. Wajah Ghea memerah, malu karena telah terpancing ulah Abell.

𝜗𝜚

Disini lagi. Di tempat yang sama dengan sedikit pengunjung. Mungkin karena ini siang, jadi tidak seramai saat weekend.

Mau ramai ataupun sepi, Ghea tidak mempermasalahkan selagi dia bisa melihat Karel bekerja. Ghea baru tahu jika ada orang membuat kopi se-attractive cowok yang kini tak lepas dari pandangannya.

Coffee shopWhere stories live. Discover now