04. At time like this, I miss you

82 45 6
                                    

— he's simple, but he's attractive

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

he's simple, but he's attractive.

— 𝜗𝜚。

Malam ini Ghea menghabiskan waktunya menunggu apartemen. Dia juga sedang malas untuk keluar jika bukan malam minggu. Yah, meskipun malam minggu perginya bersama para temannya, yang tak lain hanya untuk menonton Karel di kedai kopi.

Sejak kapan perasaan ini semakin dalam, Ghea tidak tahu. 1 tahun lalu di kedai kopi adalah awal Ghea mulai tertarik dengan lawan jenis. Bisa dibilang hidup Ghea sebelum bertemu Karel itu flat, tidak menyukai siapa-siapa dan hanya menganggap teman lawan jenisnya sebagai pure teman.

Benar, Ghea tipikal orang yang sulit dibaperin. Baiklah, Karel pengecualian. Hanya diberi senyuman, hati Ghea sudah berporak-poranda.

Satu hal lagi yang ia sukai saat dekat Karel itu wanginya. He smells like sweet musk. Makanya Ghea bisa merasa nyaman saat berada didekat Karel.

Ghea tersentak, dering ponsel membuyarkan lamunannya. Kali ini dia bertanya-tanya, ada apa kakak tingkatnya– Arthan, tiba-tiba meneleponnya di jam 8 malam. Jari Ghea menggeser tombol hijau, terdengar suara Arthan dari seberang.

"Sorry Ghea kalo ganggu."

Ghea menggeleng meskipun Arthan tak bisa melihatnya, "Gak ganggu Kak, tapi ada apa?"

Sebelum dijawab, Ghea dapat mendengar dehaman dari seberang, lalu setelahnya suara Arthan terdengar lagi.

"Ghea punya waktu luang?"

"Sekarang juga lagi free Kak."

"Gue boleh minta tolong? Temenin gue revisi tugas. Gue denger-denger lo sedikit pinter."

Ghea tertawa mendengar pujian Arthan.

"Boleh Kak."

"Oke shareloc aja alamat lo nanti gue jemput."

Panggilan terputus, lalu Ghea mengirimi alamatnya kepada Arthan. Toh, dia juga tidak enak mau menolak. Mau tak mau Ghea bangkit dari kasurnya dan bersiap seadanya.

Pintu kamar yang memang terbuka, menampilkan Bonnie, kucing putih bermata biru itu jalan perlahan mendekati sang majikan dengan bermanja di kaki Ghea yang sedang memakai lip.

Melihat itu, Ghea menggendong Bonnie dan menaruhnya tepat di tempat tidur yang memang sudah Ghea sediakan untuk seekor kucing. Ghea mengelus bulu Bonnie, "jaga apart ya, aku mau pergi dulu. Jangan berantakin apapun!" Bonnie hanya mengeong sebagai jawaban, lalu Ghea pergi keluar sambil menunggu Arthan.

𝜗𝜚

Motor Arthan terparkir sempurna didepan kedai kopi yang biasa Ghea kunjungi. Sungguh, Ghea terperangah saat tahu Arthan mengajaknya ke kedai. Kata Arthan karena tempatnya dekat dengan kampus, jadi enak tidak terlalu jauh.

Coffee shopWhere stories live. Discover now