11. Let her go

44 15 6
                                    

— people come and go, but i want you to stay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

people come and go, but
i want you to stay.

— 𝜗𝜚。

"Jadi kita pulang juga nih?" Abell bertanya kepada dua sahabatnya yang hanya dijawab dengan kedikkan bahu.

"Tapi nanggung banget udah disini, at least pesen minum," celetuk Esha dan langsung melihat sekeliling kedai guna mencari tempat duduk ternyaman. Tapi pandangan matanya menangkap dua orang cowok yang tengah melambaikan tangan kearahnya. Sontak Esha berbisik kepada Abell dan Kei, "dua cowok itu kenapa sih? Genit banget lambai-lambai."

Detik berikutnya mata Abell dan Kei menuju ke dua cowok yang dimaksud oleh Esha.

"WOI LO BERTIGA SINI!"

Ketiga cewek itu spontan saling menatap satu sama lain. Kemudian Kei mengangguk, membuat kaki mereka bertiga melangkah ke meja orang yang meneriaki mereka tadi.

Begitu sampai di meja orang itu, Abell memberikan tatapan intens. Seperti pernah melihat kedua cowok dihadapannya sekarang.

"Kalian temennya Karel?" Kei bertanya lalu diangguki Shaka dan Jay.

Mulut Abell membulat begitu ingat dengan dua orang yang pernah mereka temui di kantin FD.

"Duduk, jangan berdiri aja. Kan lagi gak di hukum," celetuk Jay tatkala menyadari ketiga perempuan dihadapannya hanya berdiri.

Esha, Abell dan Kei akhirnya menduduki kursi yang kosong. Kini mereka berlima terjebak dalam suasana canggung karena tak ada yang memulai pembicaraan.

"Ngapain manggil kita kesini?" tanya Abell dengan tatapan curiga.

Yang ditatap hanya mengeluarkan cengiran, kedua cowok itu pun tidak tahu mengapa menyuruh para perempuan yang notabene-nya teman Ghea itu untuk turut bergabung dengan mereka berdua.

"Kenalan dulu, gue Shaka paling ganteng di fakultas musik." Perkenalan Shaka membuat Jay merasa geli, sedangkan ketiga perempuan itu tertawa kecil.

Esha mengangguk, "tapi emang ganteng sih, btw gue Esha."

"Kei, temen lo gak tau malu banget." Abell berbisik kepada Kei, dan itu membuatnya tertawa sendiri. Atensi Jay dan Shaka pun teralihkan kepada Kei.

Menyadari tatapan dari orang lain, Kei berdeham berusaha menepis rasa malu, "apaan liat-liat, gak pernah liat orang ketawa ya."

"Abell bisikin apa sampe lo ketawa," tanya Esha dengan dahi mengernyit.

"Kepo lo, Sha." Abell menimpali lalu tawanya berderai, detik berikutnya ia meredakan tawa dan lanjut memperkenalkan diri, "Abell, paling cantik di fakultas desain."

Coffee shopWhere stories live. Discover now