03. Liking it more and more

100 49 11
                                    

— do i have a chance to make you fall in love?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

do i have a chance
to make you fall in love?

— 𝜗𝜚。

Kemarin adalah hari yang tak pernah terpikirkan oleh Ghea.

Dihampiri oleh Karel, dan mengobrol sebentar, tidak pernah terbayang dalam benaknya. Sejak Ghea menyukai Karel, dia tidak pernah berpikir untuk bisa dekat dengan Karel. Mengingat tidak ada yang menarik dari dirinya, bagaimana bisa Karel dapat menyukainya?

Tapi, Ghea suka saat berbincang dengan Karel meskipun hanya sebentar.

Ghea kembali teringat akan kelakuannya kemarin saat menyentuh wajah Karel tanpa izin. "Habislah, pasti dia berpikir gue gak sopan udah sentuh-sentuh," gumam Ghea ditengah ramainya isi kantin. Mata keempat temannya tentu saja melirik Ghea heran.

"Belakangan ini Ghea kayak orang gila, suka ngelamun, ngomong sendiri," celetuk Esha seraya menyeruput es teh nya.

"Ghea begini sejak ketemu sama Karel."

Mendengar ucapan Abell membuat Ghea melempar tatapan sinis ke perempuan itu. Ghea menatap Kei yang sedang asik menggambar di iPadnya lalu bergulir lagi menatap Esha yang seperti biasa selalu sibuk dengan makanannya.

"Sekarang jujur, kemarin siapa yang kasih ini ke Karel," kata Ghea seraya mengeluarkan selembar kertas yang menjadi penyebab Karel menghampirinya.

Abell dan Esha menggeleng, bukan mereka yang memberikannya. Tinggal Kei yang belum memberi jawaban, lantas Ghea menatap tajam kearah Kei meminta jawaban. Kei tertawa canggung, dia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, lalu memberikan tanda peace dikedua jarinya.

"KEIII." Ghea berteriak pasrah.

"Hehe maaf Ghe, gue bermaksud bantuin."

Ditengah rasa malunya Ghea, suara tawa Abell dan Esha terdengar. Mereka tertawa setelah membaca isi dalam surat itu.

"Sorry kalo pake surat ginian, gue cuma mau kasih tau ada yang mau kenalan sama lo, anak desain." Abell membaca isi surat itu dengan lantang, lalu setelahnya tertawa lagi. Membuat Ghea mencebikkan bibirnya karena malu. Kei hanya meringis tulisan tangannya dibaca selantang itu.

Kemudian Kei melihat Ghea, "tapi kemarin gue cantumin foto lo, Ghe."

Mata Ghea membola, mulutnya melongo tak percaya. Ghea rasa Kei ini pendiam yang membahayakan. "Tapi kemarin Karel cuma kasih kertas itu gak ada foto gue."

"Disimpen pasti," celetuk Esha.

Wajah Ghea memerah mendengar ucapan Esha.

"Terus ada apa sehabis dia kasih surat itu?" tanya Abell setelah menyelesaikan tawanya.

Kei dan Esha dengan saksama mendengarkan jawaban Ghea. Berakhir Ghea menceritakan semuanya, dari dia yang keluar kedai untuk mengikuti Karel lalu saat dimana Karel menghampirinya dan memberikan secarik kertas.

Coffee shopWhere stories live. Discover now