06. Only you

88 40 12
                                    

— only you can give me that feeling

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

only you can give me
that feeling.

— 𝜗𝜚。

Karel berpikir jika yang dikatakan Shaka itu ada benarnya. Dia juga merasakan perubahan sikap Jenna. Namun ini Karel, dia tidak mau memulai dan mencari perkara yang akan membuat mereka bertengkar dan saling diam.

Karel sudah terlanjur sayang dengan Jenna, dia tidak bisa menyakiti perempuan itu. Apapun untuk Jenna akan Karel lakukan, namun saat tadi dia mengunjungi apartemen Jenna, terlihat perempuan itu baru bangun tidur dan menunjukkan raut wajah tak suka saat melihat Karel, seolah Karel adalah pengganggu.

Hingga sekarang Karel masih kepikiran, membuatnya tidak bisa fokus bekerja sampai Axel yang merupakan manajer menegurnya. "Lagi ada masalah?"

Karel tersentak dan tersenyum tipis, "jangan hiraukan gue Bang, balik kerja aja."

"Wah nyuruh-nyuruh gue nih?" Axel langsung merangkul pundak Karel, kemudian dia tersenyum. "Jangan lupa malem minggu nanti tampil band, ciwi-ciwi pada nungguin tuh."

Karel melepaskan rangkulan Axel, dia berkata seraya mengeringkan cangkir yang telah dicuci, "ajakin Jay sama Shaka, biasanya dua orang itu paling mageran disuruh tampil." Karel mulai menyusun cangkir-cangkir yang sudah bersih dan kering.

Axel menaruh tangannya tepat didagu seraya berpikir, "kasih sogokan apa ya nih dua bocah."

"Gratisin kopi disini 1 bulan," celetuk Bima yang baru datang ikut membantu Karel.

"Lo mau bunuh anak orang apa buat kedai ini gulung tikar."

Bima terkekeh mendengar jawaban Axel, maksud dia hanya bercanda. Karel hanya diam mendengarkan obrolan keduanya tanpa berniat menimbrung.

Isi pikiran Karel itu sekarang hanya seputar tentang Jenna, atau tepatnya perubahan sikap Jenna yang begitu mendadak. Karel tidak bisa menerimanya, bahkan untuk mengatakan rindu kepada kekasihnya saja dia segan. Karena Jenna tidak terlihat merindukan Karel layaknya Karel yang merindukan perempuan itu.

Kemudian bahunya ditepuk oleh Bima, Karel juga melihat sudah tidak ada Axel disana, mungkin Axel sudah kebelakang.

Bima memberikan tatapan teduhnya untuk Karel, "selesai kerja nanti, lo boleh cerita ke gue. Gak ada pemaksaan, cerita kalo butuh someone to talk."

Tawa Karel berderai, "gak ada yang mau diceritain, gue baik-baik aja Bang."

"Raut wajah lo udah jelasin semuanya," kata Bima lalu pergi kebelakang.

Coffee shopWhere stories live. Discover now