CHAPTER 30

82 22 4
                                    

Chapter 30

Sebelum lanjut baca. sudah pada vote di part sebelumnya belum, Kalau belum harap vote dulu oke.

Etsss... satu lagi. kira-kira udah pada follow belum nih akun Bunnar827, yang belum coba follow dulu.

Kalau ada TYPO bantu tandai aja ya,
Maklum bukan penulis profesional.

Happy reading!!

💐💐💐💐💐

Pukul delapan malam, Gilang dan Nauval sedang menunggu Devano di luar restoran Senja Gafrada seperti tadi siang Devano ucapkan.

"Val. kira-kira si Vano nyuruh kita kumpulin anak-anak jalanan buat apa ya?" tanya Gilang.

"Mau buat panti jompo kali," jawab Nauval asal.

Plak!

"Apaan sih lo main pukul-pukul aja?" tanya Nauval kesal ketika Gilang seenak jidatnya memukul punggungnya dengan keras.

"Gue nanya serius lo malah bercanda," Gilang memutar bola matanya malas, ia lebih memilih menatap jalanan yang terlihat ramai oleh mobil.

"Hidup terlalu rumit untuk serius, lo percaya nggak? menjadi sempurna seperti dia itu berat," Nauval terkekeh pelan ketika orang lain pikir hidupnya telah sempurna dengan harta yang berlimpah, orang tuanya masih utuh, menjadi pewaris satu-satunya Xelaztar setelah abangnya meninggal.

Gilang menoleh saat mendengar ucapan Nauval, ia melihat raut wajah Nauval seperti ada yang sedang di sembunyikan olehnya.

"Kata sempurna, sebenarnya kata sempurna itu nggak ada. tapi keberadaannya selalu di cari oleh mereka dan jangan pernah merubah diri lo hanya karena ingin terlihat serba bisa," nasehat Gilang.

"Lo berantem sama Ayah?"

Nauval diam sejenak lalu menghembuskan nafasnya kasar sebelum menjawab pertanyaan Gilang, "Kenapa dia lebih milih mati Lang? di banding bertahan. gara-gara dia gue harus menggantikan perannya."

"Waktu di dunia dia sudah selesai Val,"ujar Gilang sembari merangkul pundak Nauval.

"Lo beruntung Val bisa melihat wajah kedua orang tua lo kapan aja, sedangkan gue nggak bisa bahkan wajahnya aja gue nggak tau," kata Gilang yang merasa dunia terlalu jahat, Gilang yang selalu ceria, bisa membuat orang di sisinya tertawa dengan tingkahnya yang aneh teryata menyimpan luka yang tidak banyak orang ketahui.

Selama ini Gilang tinggal bersama kedua orang tua angkatnya, ketika anak-anak di luar sana yang hidup bersama kedua orang tua kandungnya, di sayang dengan penuh cinta, kini Gilang tidak bisa mendapatkanya karena kedua orang tuanya telah tega membuang dirinya ke tong sampah layaknya seperti sampah yang tidak ada artinya.

Orang yang selalu ceria, tertawa di setiap saat bukan berarti ia tidak memiliki luka. hanya orang tertentu yang bisa tertawa di balik lukanya.

Manusia yang menderita saja masih bisa terluka, jika terlahir tidak di ingin kan lalu untuk apa mereka membuatnya hadir di dunia.

"Sehina itu kah gue, sampai mereka tega buang gue di tong sampah," batin Gilang.

Akan tetapi Gilang merasa bersyukur dengan ke dua orang tuanya sekarang yang menyayanginya setulus anak kandung bahkan mereka memanjakan Gilang dengan kemewahan yang di miliki oleh kedua orang tuanya.

Lo Spesial Buat Gue [ On going ]Där berättelser lever. Upptäck nu