DEAR JEFF [BAB 02: PEREMPUAN BERJILBAB PUTIH]

428 63 8
                                    




Jeffrey sampai di kediaman keluarganya saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ruang tamu dan dapur sudah gelap menandakan tidak ada lagi aktivitas yang terjadi di sana.

Tapi saat kedua kaki nya melangkah melewati ruang keluarga, mata nya jelas menangkap keberadaan ayahnya yang tengah meminum obat.

"Baru pulang, Jeff?" tanya pak Sugandi ㅡayah Jeffrey.

"Iya, yah. Tadi harus patroli sama anggota dulu." Jeffrey menjawab.

"Duduk dulu sebentar. Ada yang mau ayah omongin sama kamu."

"Besok Jeffrey harus ngehadirin apel pagi di kantor. Kalau ayah mau bahas Agnes besok aja kalau Jeffrey lagi luang." ucap Jeffrey dengan nada suara yang terdengar berbeda dari sebelumnya.

"Kamu itu selalu berpikir negatif setiap ayah ajak ngobrol. Emang pembahasan kita selalu tentang cewek itu kalau lagi ngobrol."

"Namanya Agnes, yah. Dia kan punya nama dan ayah juga udah tau siapa namanya."

Pak Sugandi menghela nafas pelan mendengar respon anaknya yang kelewat dingin.

"Udah lama kita gak ngobrol bareng, Jeff. Ayah cuma mau tau gimana kabar kamu sekarang."

"Kita masih tinggal satu rumah, yah. Hampir tiap hari juga ketemu. Ayah pasti tau keadaan Jeffrey kayak gimana."

"Duduk. Gak sopan ngobrol sama orang tua sambil berdiri." nada suara pak Sugandi mendadak serius. Dan Jeffrey mau tidak mau harus menuruti kehendak ayahnya.

"Jeffrey gak bisa ngobrol lama-lama."

"Jeff, ayah langsung ke poin nya aja. Usia kamu udah hampir menyentuh kepala tiga dan ayah belum denger rencana pernikahan kamu. Kapan kamu mau menikah?"

Jeffrey mengusap wajahnya yang lelah. Mendengar pertanyaan dari sang ayah semakin membuatnya lelah.

"Jeffrey belum ada rencana menikah dekat-dekat ini, yah."

"Kamu bukannya belum ada rencana, tapi kamu masih bingung mau nikah sama siapa karena sampai sekarang kamu belum punya calon yang tepat."

"Jeffrey punya pacar, ayah."

"Tapi dia bukan calon yang tepat untuk kamu."

"Maaf ayah, Jeffrey lagi gak mood bahas ini." ucap Jeffrey dan bersiap beranjak dari duduknya namun pak Sugandi sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Ayah paham perasaan kamu, tapi ayah gak mau kamu salah ambil jalan, nak. Dari awal hubungan kamu dan cewek itu udah salah. Ayah gak menyalahkan perasaan kamu, tapi seharusnya kamu sadar perbedaan diantara kalian sebesar itu. Mau di paksa sebagaimana pun kalian gak akan bersatu kalau salah satu diantara kalian gak ada yang mengalah." ujar pak Sugandi dengan suara serak nya.

"Ayah tanya apa kamu yakin cewek itu bersedia mengikuti kamu? Menerima kamu dengan segala perbedaan kalian. Kamu yakin bisa merayu dia mengkhianati Tuhan nya? Masalah kayak gini gak mungkin selesai cuma karena cinta." lanjut pak Sugandi.

Jeffrey terdiam merenungi ucapan sang ayah.

"Saling mencintai itu wajib, tapi gak selamanya yang mencintai berakhir bahagia. Ayah takut kamu menjauhi Allah karena kalah sama rasa cinta kamu ke cewek itu. Jangan jadikan cinta sebagai alasan untuk mengkhianati Allah, Jeff. Kamu akan jadi calon imam untuk keluarga mu nanti. Dan ayah lihat-lihat makin kesini kamu jadi jarang ibadah dan gak pernah lagi sholat tahajud apalagi puasa Senin-Kamis."

"Jeffrey sibuk banget jadi sering skip sholat fardhu."

"Sesibuk apapun kamu harus ingat kewajiban kamu sebagai muslim. Jangan lupain Allah kalau kamu mau aman dunia akhirat, Jeff."

[6] MY DRAFT (JAEROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang