MUTUAL BENEFIT [ BAB 03: DRIVE IN CINEMA]

385 51 2
                                    

[ happy reading ]



"Kalau gitu kita duluan ya, Sell. Kalau mau main ajak-ajak kita juga dong. Jangan berduaan sama Alisa aja." kata Jisya.

"Iya nih. Sekarang main nya berduaan aja sama Alisa. Mentang-mentang beda fakultas sama kita." sahut Jennita.

Rosella tersenyum tipis menanggapinya. "Sorry ya. Kemaren tuh dadakan banget jadi nggak sempet ngabarin kalian. Nanti kalau kita mau main pasti ngabarin kalian dulu kok."

"Ya udah deh kita pamit ya, Sell. Udah di tunggu pacar di parkiran." kata Jennita.

"Tuh, lo juga udah di tungguin sama yayang." sahut Jisya sambil menunjuk ke arah belakang badan Rosella sebelum pamit pergi bersama Jennita.

Rosella menoleh ke belakang dan melihat Jevano sedang berjalan ke arahnya dengan senyum lebar sampai lesung pipi nya nampak jelas terlihat.

"Lebar amat tuh senyum. Lama-lama robek mulut lo." ujar Rosella.

"Kok tiba-tiba kesini? Katanya mau ada acara sama temen fakultas lo." Jevano bertanya balik. Cowok itu menggenggam tangan Rosella dan mengajaknya berjalan bersama menuju parkiran mobil.

"Acara nya nggak jelas." jawabnya singkat. Rosella mencoba melepaskan genggaman tangan Jevano namun cowok itu tidak melonggarkan sedikitpun genggaman mereka. "Je, disini tuh banyak anak kampus yang kita kenal. Jangan nambah-nambah gosip deh. Lepasin dulu tangannya." ucapnya.

"Bukannya lo udah kebal di gosipin? Lo juga biasanya nggak peduli sama gosip." kata Jevano menatap bingung saat melihat raut wajah Rosella yang agak muram. "Lagi badmood ya?" tanya nya.

"Kan lagi red day, wajar kalau mood swing."

Jevano malah semakin menarik pergelangan tangan Rosella agar mereka cepat sampai di parkiran. Cowok itu menyuruh Rosella masuk ke dalam mobil dan dia pun menyusulnya. Lebih enak ngobrol di dalam mobil.

"Iya, gue tau kok se-moody apa lo kalau lagi red day. Tapi biasanya nggak selama ini. Pasti ada sesuatu yang ngebuat lo badmood kan?" tanya Jevano sambil menyalakan mesin mobilnya.

Rosella menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobil Jevano. "Tadi gue di ajak temen-temen fakultas ke clubㅡ"

"ㅡclub? Maksudnya club buat tempat dugem asoy? Siang-siang emang ada club buka?"

"Itu club langganan salah satu temen fakultas gue. Jadi club nya dibuka private dari siang sampai sore."

"Acara apa yang tempat nongkrong nya harus di club?" tanya Jevano yang nada suaranya berubah serius.

"Awalnya kita ngobrolin tentang proker dan persiapan tugas lainnya. Gue kira juga bakal nongkrong di cafe atau dimana gitu yang cozy place. Tau-tau gue di ajak main ke club. Udah gitu ujung-ujungnya ngegosipin orang, bukannya bahas masalah study." ujar Rosella.

"Nggak macem-macem kan di club?"

"Boro-boro mau macem-macem, gue aja nggak pesan apa-apa disana. Untung sempat beli mineral botol sebelum ke club."

Jevano mengusap puncak kepala Rosella sambil menyengir lebar. "Good job, babe. Lo udah cukup nakal sama gue aja, nggak usah nakal urusan lain lagi."

Rosella mendengus. "Kalau bukan kepepet keadaan, gue juga nggak mau nakal dan sesat bersama lo."

"Takdir itu nggak boleh di salahin. Mungkin emang jodohnya kita begini, Sell."

"Ngaco lo kalau ngomong. Maksud lo jodoh kita cuma sebatas friends with benefit? Cuma ngewe doang? Bajingan lo, Je." gerutu Rosella.

Jevano menghela nafasnya panjang. Sepertinya dia salah bicara disaat kondisi mood Rosella sedang tidak bagus. "Udah makan belum?" tanya nya mengalihkan topik.

[6] MY DRAFT (JAEROSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang