> 12

246 185 39
                                    

-
-

Kayla diam di ruangan Alby tidak lama, hanya sekitar sepuluh menit. Ia diam sejenak untuk memastikan bahwa Alby sudah masuk ke dalam kelas, dan fokus mengajar muridnya.

Kayla sudah tidak sabar ingin melakukan sesuatu hal yang sudah di bayangkan dan diinginkan dari kemarin. Yaitu ingin mengambil banyak rambutan segar yang berada di pohon dekat dengan kawasan pondok santri. Ia melihat pohon rambutan yang segar itu saat berkunjung ke rumah Ummi Abi kemarin.

Langsung saja Kayla keluar dari ruangan itu, dengan hembusan nafas lega. "Gapapa ya gue keluar sebentar, lagian pengen banget buah itu dari kemarin."

Kayla langsung berjalan ke tempat yang dituju dengan perlahan - lahan, karna takut ada orang yang melihatnya. Saat sudah sampai di depan pohon itu, ia menatap takjub dengan senyuman tanpa dosanya.

"Wah tuh kan, buah nya merah merah semua. Udah Kay! Gaskan kita manjat." Kayla bergerutu antusias, ia akan manjat menaiki pohon itu. Tidak lupa berjongkok untuk melepas sepatunya terlebih dahulu.

Saat sepatu sudah dilepas, ia mendongkak sudah siap tapi langsung menggulung senyumnya menjadi  ekspresi wajah terkejut. Hampir saja ingin berkata kasar namun menahan untuk tidak berumpat.

"Hallo Kak? Lagi apa?" Tanya seorang anak laki laki sekitar 7 tahun yang tiba berada di hadapan Kayla. Membuat dada Kayla berdegup kencang, ia sedang dilanda was was karna takut ketahuan oleh orang orang sini.

Kayla menghembus nafas, sambil mengusap dadanya. "Huhft kaget, gue kira lo siapa."

Anak laki itu menggaruk kepalanya sambil cengengesan. "Hehe maaf kak, Kayanya Kakak ini bukan santriwati sini ya?."

Kayla berfikir sejenak. "Em iya, nama gue Kayla bukan sariwati."

"Maksud aku santriwati kak," Ucap anak itu mengkerut dahi.

"Sa-antriwati itu apaan sih, gue gak tau." Ucap Kayla dengan tampang polosnya.

"Santriwati itu, murid pesantren perempuan. Kalau santriwan murid pesantren laki laki." Jawab nya.

Kayla hanya bisa melongo dan mengangguk.

"Kakak lagi apa disini?" Tanya ucapnya lagi.

Seketika badan Kayla terasa gugup, bingung harus menjawab apa. "E-emm, gue disuruh ambil rambutan ini."

"Disuruh? Pasti mau nyuri ya...." Ucap anak itu tertawa pelan dengan nada lelucon nya.

"Hah? Enggak kok kata si-iapa." Jawab Kayla cepat menggelengkan kepala.

Anak laki laki itu tiba membuka sendalnya, membuat Kayla mengernyitkan dahi.

"Kenapa lo lepas sendal?" Tanya Kayla heran.

Anak laki laki itu tersenyum lebar dengan deretan giginya. "Ayo kak! Kita curi bareng bareng"



Mereka berdua mengambil rambutan di pohon itu bersama. Tidak terasa rambutan hasil yang mereka petik dibawah sudah berserakan terlihat banyak, dan mereka memilih untuk menghentikan aksinya.

"Heh bocil, bisa gak lo turunnya." Tanya Kayla kepada anak laki itu.

"Gak usah di tanya kak. Aku lah suhu nya." Jawab anak itu dengan wajah kepedeannya.

"Hm iya bocil suhu, ya udah cepet turun." Ucap Kayla menyuruh turun, karena posisi Kayla di paling atas anak itu.

Kayla menghembuskan nafas lega, karena telah berhasil melakukan itu sesuai harapan. Ia langsung mengumpulkan rambutan yang berserakan dan membagi dua dengan si bocil itu.

Hindered LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang