> 15

83 56 28
                                    

-
-

Kayla yang menyadari adanya kedatangan Alby hanya melongo dan terdiam. Kedua sahabatnya sudah mengkode agar Kayla harus pulang.

Keempat teman laki - lakinya menatap bingung Kayla.

"Siapa Kay? Pacar lo?" Tanya Rendi.

"Abangnya mungkin," gumam Iden.

Kayla tersenyum kikuk, lalu beranjak dari duduknya. "Gue pulang duluan ya. Bye."

Mereka semua mengangguk meng iyakan, Alby dan Kayla sudah pergi dari tempat sampai tidak terlihat lagi dari pandangan mereka.

"Ish! Kenapa tau gue ada di sini sih?" Tanya kesal Kayla, sambil menatap tajam Alby. Mereka sekarang berada di luar tempat caffe itu.

"Lokasi kamu aktif, makanya bisa saya lacak." Ucap Alby.

Kayla mengernyit, lalu mengecek lokasi di handphonenya. Dan ternyata iya, Kayla menyalakan lokasinya. "Kenapa bisa? Lo kan gak punya nomor gue."  

"Minta ke Ibu kamu, salah sendiri kamu ngasih nomor tukang paket ke saya."

"Niatnya supaya saya gak jemput kamu kan? Tapi tetep aja, saya bisa jemput kamu." Sambung ucap Alby.

Kayla membungkam, ia kira dengan cara ngasih nomor tukang paket itu akan berhasil tidak dijemput oleh nya. Nyatanya itu semua sia - sia, mau badai angin ribut pun ia akan tetap dicari sama si cowo ustadz itu.

"Terus kenapa harus nyamperin? Kan bisa ngechat dulu pakai nomor yang lo udah dapetin itu. Kalau temen temen cowo gue tau kalau lo itu suami gue, gimana?"

"Mau? pernikahan kita kebongkar?" Sambung Kayla semakin memuncak emosinya.

"Tidak ada salahnya juga kalau sampai terbongkar, kita nikah secara sah hukum dan agama, bukan nikah lari." Jawab Alby dengan santay.

Kayla berdecak. "Ih tau lah, gue kesel sama lo."

"Cepet pulang, bukain kunci pintu mobilnya!!"



"Kayla. Jangan marah," Alby menyusul jalan Kayla dan menghentikannya dari depan.

Kayla berdecak. "Apa sih?"

"Saya min-"

"Iya!! Aku maafin. Awas minggir,"

Alby berlalu dari hadapannya, dan mereka berdua masuk kedalam rumah.

✿✿✿

Alby duduk santai di dalam kamar ditemani dengan buku kitab - kitabnya, tidak terasa langit sudah mulai menggelap dan terdengar suara adzan magrib sudah berkumandang. Waktunya ia segera sholat, tidak lupa mengajak istrinya juga.

"Kayla," panggil Alby, ia menghampiri Kayla yang berada di kasurnya.

"Kayla.." panggilnya lagi, dan Kayla masih tetap mengacuhkannya.

"Kamu masih marah soal tadi?" Tanya Alby spontan, karna Kayla tidak menyahut panggilannya. Dugaannya pasti ia masih marah kepadanya.

"Saya minta maaf lagi, tidak bermaksud buat mengganggu main kamu sama temen temen kamu."

Kayla menoleh lalu menggelengkan kepala. "Enggak kok, gak harus dibahas lagi."

Alby mengangguk. "Yuk segera berwudhu. Sekarang kita sholat maghrib berjama'ah." Ajak Alby.

"Duluan aja, lagi mau benerin catatan ini dulu." Ucap Kayla yang matanya fokus menatap buku pelajaran, ia sedang mengerjakan tugas - tugas yang tertinggal.

Hindered LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang