> 13

305 189 75
                                    

-
-

Kayla hanya terdiam duduk dengan suasana sunyi. Ia menunggu ustadzah Jihan yang tidak berujung datang. Tetapi kesunyian itu pudar seketika, karna diluar ruangannya ia mendengar suara - suara orang ramai yang membuat penasaran.

"Maaf mengganggu waktunya. Apa benar ada Kayla disini?" Tanya datang Apni yang sedikit terlihat cemas.

"Afwan Ummi, Kayla siapa ya?" Jawab Fahlan bingung berbalik tanya.

"Katanya, tadi ada yang bawa seorang perempuan ke ruang bimbingan." Ucap Apni melirik mereka secara bergantian.

Ustadz Fahlan berfikir sejenak. "Maksud Ummi, perempuan yang hari ini kena hukuman?"

Apni mengangguk mengukir senyumnya. "Betul, itu anak saudara saya dari Jakarta. Kebetulan lagi liburan di sini,"

"Oh Jadi nama perempuan itu Kayla. Tapi kenapa sangat nakal sekali saudara Ummi ini." Gumam batin Fahlan yang tidak menyangka.

Ustadzah Jihan menghela nafasnya. "Ya Allah Ummi, saya bingung loh dia itu dari mana dan siapa. Soalnya di data absensi murid, nama nya tidak ada."

Apni tersenyum kikuk. "Saya meminta maaf, tolong juga untuk memafkan atas kesalahannya. Mungkin yang dipikirnya pohon buah rambutan itu milik umum."

"Dan saya khilaf untuk tidak memberitahunya, mohon maaf sekali lagi..ustadz, ustadzah." Sambung ucap Apni menunduk angguk pelan.

Jihan menghampiri dan merengkuh Ummi untuk tidak melakukan menunduk di hadapan semua guru. Karena Apni lah yang lebih atas dari mereka.

Jihan mengangguk. "Iya Ummi, kami juga meminta maaf sudah membawanya ke ruang bimbingan. Saya kira santriwati pesantren sini."

Apni hanya mengembangkan senyumnya. "Iya tidak apa apa Jihan, apa bisa saya langsung menemui Kayla?"

Jihan mengangguk. "Biar saya panggil ya Ummi." Ia langsung berlalu untuk kembali menghampiri Kayla.

"Maafkan saya apabila ada perkataan yang kurang mengenakan, tetapi sesungguhnya perbuatan itu sangat dilarang dalam islam. Semoga kamu tidak mengulangi hal itu." Ucap tiba Jihan yang sudah berada di sampingnya, Kayla yang menyadari itu langsung beranjak dari duduk.

Kayla tersenyum mengangguk. "Iya Bu ustadzah, aku minta maaf atas perlakuan tadi. Terima kasih juga sudah mengingatkan."

"Iya sama sama. Jangan panggil saya Bu, cukup ustadzah Jihan saja." Ucap Jihan.

"Maaf ustadzah Jihan." Ucap Kayla sedikit membungkukkan badan.

"Ah iya, barusan ada Ummi Apni kesini untuk mencari kamu. Apa benar kamu saudaranya?" Tanya Jihan serius.

Mata Kayla sedikit membulat. "What? Saudara?"

"Tapi iya juga sih gue saudaranya, pasti Ummi sengaja ngelakuin ini." Ucap Kayla di dalam batin nya.

Dengan cepat Kayla menganggukan kepala. "Iya ustadzah, aku-u saudaranya dari Bekasi."

Jihan sedikit mengernyitkan dahi. "Bekasi? Ummi bilang dari Jakarta, kenapa jawaban mereka berbeda beda." Gumam Jihan yang terlihat bingung.

Hindered LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang