Part 11

4.3K 332 20
                                    

"Assalamualaikum" Salam Meera saat masuk ke dalam rumah

"Sepi banget? Biasanya udah pada kumpul di meja makan, pada kemana ya?" Gumam Meira

"Ah bodo amat, taruh tas dulu kali ya. Langsung ke kamar ayah deh" Monolog Meera

Meera berjalan ke arah kamar tamu dan meletakkan barang bawaannya, lalu ia mengunci kamar tersebut dan langsung berjalan menuju kamar Mario.

Saat sampai di kamar Mario, ia begitu terkejut kala semua orang tengah berkumpul di sana, kecuali Nathan yang memang belum pulang sama sekali.

"Bi? Ada apa? Kenapa bi?" Tanya Meera panik

"Bapak gak bangun-bangun dari tadi pagi mbak, pak Lian udah panik dari tadi" Balas Bi Sumi

Meera masuk ke dalam dan menghampiri Lian.

"Pak? Ayah kenapa?" Tanya Meera

"Ayah gak bangun-bangun dari tadi Al, denyut jantungnya juga lemah. Saya takut" Ucap Lian sedih

"Pak, bapak gausah takut ya. Semua pasti baik-baik saja. Sekarang kita bawa ayah ke rumah sakit ya. Ayo pak, saya ambilkan kursi roda dulu" Ucap Meera

Meera menyiapkan kursi roda untuk Mario, sedangkan Lian mencoba memapah Mario di bantu oleh Mang Asep. Setelah memindahkan Mario yang masih tidak sadarkan diri ke kursi Roda, dengan segera mereka membawa Mario ke Rumah Sakit.

***

Meera menatap sendu ke arah Lian yang terlihat sangat ketakutan di depan ruang ICU. Lian berjalan mondar-mandir tak tenang menunggu kabar dari dokter yang tengah menangani kondisi Mario di dalam.

Meera memberanikan diri untuk bangkit dari duduknya dan menghampiri Lian.

"Pak, bapak tenang ya. Saya yakin, ayah pasti baik-baik saja pak. Tenang yaa, bapak duduk dulu pak. Jangan mondar mandir begini, nanti bapak capek" Ucap Meera lembut sembari mengelus pundak Lian

Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Lian tak kuasa menahan kesedihannya. Lian memeluk Meera sangat erat, dan menumpahkan segala kesedihan nya.

"Saya takut, saya takut ayah kenapa-napa. Saya gapunya siapa-siapa lagi, saya gak percaya siapapun di dunia ini kecuali ayah saya Al. Hidup saya hanya untuk ayah Al, saya gabisa liat ayah seperti ini" Ucap Lian sedih dalam pelukan Meera

Meera tentu saja kaget dengan tindakan Lian yang tiba-tiba memeluknya dengan erat. Namun, ia kembali sadar jika saat ini, mungkin pelukan hangat yang Lian butuhkan.

"Pak, bapak tenang. Ayah kuat, ayah pasti sehat pak. Tenang yaa" Balas Meera menenangkan Lian seraya mengelus punggung Lian

Cukup lama Lian memeluk Meera, sampai akhirnya dokter keluar dari ruang ICU dan membuyarkan adegan berpelukan dari Lian dan Meera.

"Dok, gimana keadaan ayah saya Dok? Tolong selamatkan ayah saya Dok, saya akan bayar berapapun biaya nya. Asal ayah saya selamat" Ucap Lian panik

"Bapak tenang ya, kita akan berusaha semaksimal mungkin"

"Kondisi pasien sangat lemah, fungsi jantung pasien juga semakin menurun" Balas Dokter

"Dok, tolong dok. Tolong selamatkan ayah saya Dok, saya mohon" Balas Lian memohon

"Kita akan lakukan yang terbaik untuk pasien pak. Kita akan lakukan operasi pemasangan ring pada pasien. Bapak bisa menemui pasien terlebih dahulu, karena pasien sudah sadar dan ingin bertemu dengan Abi" Ucap Dokter

"Iya saya Abi dok, saya Abi. Saya bisa bertemu dengan ayah saya kan dok?" Tanya Lian panik

"Silahkan pak, tapi bapak harus mengikuti prosedur sebelum masuk kedalam ruang ICU" Balas Dokter

LenteraUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum