Part 27

6.1K 396 17
                                    

Tiga hari telah berlalu, sikap manja Meera juga masih belum usai menghantui Lian. Selama tiga hari ini Meera sangat manja pada Lian, untungnya lelaki itu dengan sangat tulus dan ikhlas merawat Meera hingga manjanya Qeela tak jadi masalah baginya. Lian justru semakin jatuh hati saat melihat sosok Meera yang berbeda, Meera yang manja dan sangat menggemaskan menurutnya.

"Mas, mau peluk" Ucap Manja Meera

"Iya, sini sayang" Balas Lian lembut

Meera masuk ke dalam dekapan Lian dan mengeratkan pelukannya.

"Mas aku besok udah boleh kerja yaa. Masa tiga hari ini kita bolos kerja terus sih mas, ntar kita di pecat gimana" Ucap Meera polos

"Hahaha ini istriku lucu banget sih? Siapa yang mau mecat sayang? Kan bosnya aku, perusahaan juga punya aku"

"Jangan kerja dulu ya, istirahat aja di rumah dulu. Aku gamau nanti kamu sakit lagi sayang" Ucap Lian lembut

"Aku udah gapapa mas, aku udah sehat. Boleh ya aku kerja" Mohon Meera

"Gak ya sayang, aku gak ngizinin kamu kerja dulu. Kamu libur aja seminggu, biar badan kamu bener-bener fit dulu baru boleh kerja" Balas Lian

"Aku bosen tau mas, masa seminggu di rumah Mulu. Gak ngapa-ngapain lagi" Balas Meera

"Gapapa ya, di tahan dulu bosennya. Kan bisa ngobrol sama ayah atau Qeela kalo lagi bosen sayang. Yang penting kamu jangan kecapekan dulu ya" Ucap Lian lembut

"Yaudah, tapi kamu besok kerja yaa. Kan aku udah gapapa, kasian tau Varro tiap hari harus bolak balik ke rumah untuk anter kerjaan kamu mas" Balas Meera

"Gamau, aku mau nemenin istri aku sampe bener-bener sembuh" Balas Lian

"Mas coba deh pegang badan aku, orang udah gak demam kok. Beneran udah sembuh tau mas" Ucap Meera meyakinkan

Bukannya menyentuh kening Meera, Lian justru menyembunyikan wajahnya pada tengkuk leher Meera sembari menikmati aroma tubuh istrinya.

"Ih kok malah ndusel-ndusel gini? Hmm?" Ucap Meera

"Gapapa, lagi pengen gini sayang. Gapapa kan?" Tanya Lian polos

"Hahaha gapapa kok mas" Balas Meera terkekeh

Lian justru semakin berani setelah mendapat akses dari Meera. Meera dengan sengaja malah mendongakkan kepalanya agar Lian bisa nyaman pada lehernya. Gerakkan itu malah membuat Lian makin nyaman berada di leher Meera.

Lian mengendus-endus dan mencium leher Meera.

"Ihh mas, geli" Adu Meera

"Hehe aku suka bau kamu sayang, wangi" Balas Lian yang masih tetap dengan kegiatannya

"Wangi gimana, orang semenjak sakit aku jarang mandi" Balas Meera

"Tapi tetep wangi loh" Balas Lian santai

Tanpa sadar Lian justru membuat kissmark pada leher mulus Meera. Meera yang merasakan ciuman dan gigitan dari mulut Lian pun sedikit mengerang.

"Awss mas, kenapa di gigit?" Ucap Meera

"Eh, maaf sayang. Kelepasan, maaf yaa" Balas Lian panik

Seketika Lian melihat dirinya telah meninggalkan bekas kepemilikan nya pada Leher Meera. Laki-laki itu pun panik bukan kepalang, bagaimana jika Meera marah padanya jika tau dia meninggalkan bekasnya disana.

Lian mencoba mengusap bekas kemerahan akibat ulahnya, namun justru bekasnya semakin merah karena usapan tangan Lian.

"Sayang maaf, aku beneran kelepasan. Gak sengaja, ini malah jadi merah bekasnya. Maaf sayang, jangan marah yaa maafin aku" Ucap Lian panik

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang