Part 59

4.4K 343 13
                                    

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah tiga tahun mereka menjadi orang tua. Kai tumbuh menjadi anak yang sangat ceria, lucu dan tampan. Semakin besar, semakin mirip pula wajah Kai dengan Lian. Ternyata bukan hanya wajah, sifatnya pun hampir mirip, sama-sama posesif.

Kai tidak suka jika Lian selalu menempel pada Meera, Kai akan mengusir Lian dan menyuruh Ibun nya menjauh dari ayahnya sendiri. Kai berpikir Ayahnya akan merebut Ibun dari dirinya, mangkanya dia tidak suka jika Lian mendekati ibunnya.

Seperti malam ini, Lian yang mengetahui bahwa anaknya tengah berada di kamar Qeela pun menggunakan kesempatan nya untuk bermanja pada Meera di ruang tengah. Mario, Meera, Varro dan Lian tengah asyik menonton serial tv.

Qeela dan Varro sudah menikah beberapa bulan lalu, namun Qeela dan Varro memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Mario karena rumah orang tua Qeela dan Meera tengah Varro renovasi demi kenyamanan nya dan Qeela untuk menempati rumah tersebut nantinya.

Lian menyandarkan kepalanya di bahu istrinya, dia juga menggenggam tangan Meera dengan erat.

"Istrinya di pegangin Mulu Bi. Kaya mau nyebrang aja" Sindir Mario

"Hahahaha kesempatan dia yah, mumpung tahta tertinggi belum nongol. Kalo udah nongol kelar idupnya, nyentuh seujung kuku pun pasti ngreog tuh anaknya hahaha" Ledek Varro

"Ck! Diem lu!" Omel Lian

"Sabar ya nak, anak laki emang biasa nya gitu. Posesif sama ibunya sendiri" Balas Mario

"Ya tapi yah, Kai tuh bener-bener parah tau. Masa Abi cuma duduk di sebelah istri Abi aja dia langsung marah terus duduk di tengah tuh, biar jadi penghalang buat Abi dan Al" Adu Lian

"Mirip siapa coba? Mirip bapak nya kan? Posesifnya beneran mirip kamu" Balas Meera

"Emang mas gitu? Perasaan gak deh" Elak Lian

"Yeuh gak ngaku" Balas Meera

"Yan Yan, anak lu dateng tuh. Awas aja tantrum nih bentar lagi" Ucap Varro

"Ayah!!!!! Kenapa duduk deket Ibun!!" Omel Kai

"Ya kenapa sih bang, Ibun kan istri ayah juga. Gak boleh banget perasaan deket sama Ibun" Ucap Lian pasrah

Sejak usia Kai dua tahun, Lian dan Meera sudah membiasakan memanggil Kai dengan sebutan Abang. Karena Lian dan Meera sudah sepakat akan menambah anak ketika Kai berusia dua tahun. Namun hingga kini, Meera belum diberikan kepercayaan untuk menambah anak lagi.

"Gaboleh! Ini Ibun Abang. Yang boleh Deket Ibun cuma Abang" Balas Kai

"Astaghfirullah! Anak siapa sih kamu bang! Kesel banget ayah dengernya, itu Mulu yang di bahas" Omel Lian

"Sutss sabar, kan ini anak kamu hahahaha" Ledek Meera

"Anak kamu itu" Balas Lian kesal

"Hahahaha yang bikin kan elu bro" Ledek Varro

"Lagian, kok udah turun sih dek. Yang lama kek main di kamar kamu, Kak Lian kan masih pengen deketan sama Kakak kamu" Ucap Lian pada Qeela

"Tuh, anak Kak Lian yang minta buru-buru turun. Katanya udah kangen Ibun nya" Balas Qeela

"Gak anak, gak bapak. Bucin banget sama Meera. Perasaan modelan preman pasar kek Meera mah banyak di luaran" Ledek Varro

"Heh! Mulut lu ya Ro. Gue jahit juga ya" Omel Meera

"Tau lu! Berani banget ngomong begitu sama istri gue! Udah gak sayang sama pekerjaan lu ya!" Omel Lian

"Dih ngancem nya gak asik lu" Balas Varro

LenteraWhere stories live. Discover now