Part 29

6.3K 366 9
                                    

Meera terbangun saat mendengar adzan subuh berkumandang. Meera juga merasakan sesuatu yang berat sedang menimpa dadanya. Di lihatnya ternyata tangan Lian yang masih setia berada di atas dadanya. Malahan tangan Lian sekarang bukan berada di atas bajunya, melainkan sudah masuk ke dalam piyama tidur miliknya. Meera sempat tersentak kaget saat melihat tangan Lian masuk ke dalam piyamanya dan berada di atas bra yang ia gunakan.

"Mas bangun, udah subuh" Ucap Meera sembari menepuk pelan pipi Lian

"Hmm, lima menit lagi Al" Balas Lian sembari tangannya kembali bermain di dada Meera

"Gak ada lima menit, ayo bangun"

"Mata nya nutup tapi tangannya udah nakal aja, ayo bangun massss" Omel Meera

Lian mengerjapkan matanya dan melihat ke arah Meera yang menatapnya dengan tatapan tak biasa.

"Kenapa liatin nya gitu sih sayang?" Tanya Lian heran

"Sejak kapan tangan kamu masuk ke dalem?" Tanya Meera to the Point

"Hah?" Tanya Lian bingung

Meera melirik ke arah tangan Lian yang masih berada di dalam piyama nya. Lian pun mengikuti arah pandang mata Meera. Seketika Lian kaget dan melepaskan tangannya dari payudara Meera.

"Eh, maaf sayang. Tangan mas nakal banget sih, masuk-masuk ke dalem. Sumpah mas gak tau sayang kalo tangan mas nakal. Mas berani sumpah kalo mas gak ngerasa, dia masuk sendiri sayang. Mas beneran gatau apa-apa, beneran deh"

"Jangan marah sayang, mas gatau kalo tangan mas nakal. Perasaan semalem sebelum tidur kan di luar, kenapa bangun-bangun udah di dalem ya tangannya? Nakal banget sih tangan"

"Maaf ya sayang, jangan marah pleaseee" Ucap Lian panik sembari memukul mukul tangannya sendiri

Meera tak kuasa menahan tawanya melihat Lian sangat panik. Wajah suaminya yang baru saja bangun terlihat sangat lucu saat ada kepanikan dan ketakutan jadi satu di sana. Padahal Meera pun tak mempermasalahkan hal itu, mungkin memang Lian yang tak sadar. Atau memang Meera yang sudah mengizinkan jika Lian meminta lebih padanya.

"Ih, kok ketawa sih sayang? Kamu gak marah kan? Kalo marah pukul aja tangan mas. Tangan mas nakal sayang" Ucap Lian lembut sembari memukul tangannya lagi

"Ish mas, kebiasaan deh. Gausah di pukul gitu, nanti tangannya sakit"

"Tangan mas emang nakal, tapi gapapa kok. Aku gak marah kok, kan itu juga haknya Mas. Mas gak perlu ngerasa bersalah gitu ih, udah yaa. Gausah panik wajahnya, mending sekarang mas wudhu' aku siapin sarung sama sajadahnya" Balas Meera lembut sembari mengusap lembut wajah Lian

"Beneran gak marah sayang?" Tanya Lian

"Gak mas, gih buruan wudhu" Balas Meera tersenyum manis

"Makasih sayang, mas wudhu dulu ya" Balas Lian semangat sembari mencium kening Meera

***

Setelah selesai sholat subuh berjamaah, kini Lian dan Meera kembali merebahkan dirinya di ranjang.

Sebenarnya Meera berencana ingin mengajak jalan-jalan pagi Mario. Namun hal itu di larang oleh Lian, mengingat Meera yang baru saja sembuh dari sakit.nya. Akhirnya Meera membatalkan rencananya dan kembali rebahan bersama suaminya.

"Sayang, mas gausah kerja ya hari ini. Mas mau temenin kamu aja di rumah" Balas Lian memelas

"Eh gak ya mas! Kan semalem udah janji mau kerja! Lagian mas ada meeting penting hari ini, mas harus dateng!"

"Mas liat kan kondisi ku sekarang? Aku jauh lebih baik sekarang, aku udah bener-bener sehat mas. Apa yang harus di khawatirin lagi sih?" Tanya Meera heran

LenteraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang