MAF 5

2.7K 204 14
                                    





"Seriussss kamu sudah dilamar?!" tanya Zainab terkejut. Ia menarik kursi agar duduk lebih dekat dengan Syarifah. Gadis berjilbab tersebut mengangguk membenarkan pekikan sahabatnya.

Syarifah mengangguk. "Iya, kemarin dia datang bersama Pak Surya. Kamu tahu kan?"

"Tau, tau.. aku gak nyangka aja kamu udah di lamar. Mana sama si manusia zombie lagi."

"Hush, ngomongnya."

"Iya maaf." cengir Zainab.

Pintu kelas berderit nyaring membuat siapa saja tertoleh ke arah suara, langkah cepat gadis berambut pendek itu mengejar kursi yang duduki Syarifah dan Zainab, ia terlambat datang ke sekolah dan hampir saja di hukum oleh ketua osis yang memergokinya memanjat pagar belakang sekolah.

Nafas nya terengah-engah saat Nabila duduk disamping Zainab, melemparkan tas nya ke atas meja. Menyeka bulir-buliran keringat yang membasahi lapangan keningnya.

"Berita baru apa lagi ni gusy?!" tiba-tiba Nabila menepuk meja.

Zainab yang sedang asik minum susu ultramilk tersentak kebelakang, kursi yang di duduki hampir terjungkal tetapi satu tangan Syarifah sigap menahannya.

"Jangan teriak-teriak dong, aku lagi minum. Kalau aku kesedek terus mati gimana?" ucap Zainab.

Zainab menatap tajam Nabila sembari meletakkan susu kotaknya di atas meja.

"Im so sorry bestie."

"Im so sorry bestie." Zainab mengulangi ucapan Nabila, bibirnya membentuk ejekan.

"Kalian sudah mengerjakan tugas?" tanya Syarifah.

"Belum." Kedua gadis tersebut kompak menjawab dengan gelengan kepala.

"Etsss, tunggu dulu. Pas aku masuk tadi, aku lihat kalian berdua sedang mengobrol serius, apa yang kalian obrolkan? boleh kali tau."

"Gak." ucap Zainab memutar bola matanya.

"Ayolah."

"Ipeh sudah di lamar sama Muhammad."

Mata Nabila membola lebar, ia beralih menatap Syarifah.
"Bener Syaf!?"

Syarifah mengangguk. Nabila mengulurkan satu tangannya, menarik lengan Syarifah.

"Kalau sudah menikah, jangan lupa bikin anak. Aku gak sabar main sama ponakan."

"Belum juga nikah, sudah minta ponakan saja."

"Kan kalau sudah menikah."

***

Dering bel pelajaran kedua menggema di seluruh ruangan, kini Syarifah dan kedua temannya berada di dalam kamar mandi, mengganti seragam batik menjadi seragam olahraga. Dilihat pantulan Syarifah di kaca, ia memakaikan jarum pentul seperti biasa di jilbab putihnya.

Kebetulan IPA 12 3 dan IPS 12 1 digabung menjadi satu grup, jadi tidak heran jika lapangan dipenuhi oleh murid laksana sekumpulan semut.

MUHAMMAD ALI FAQIHWhere stories live. Discover now