MAf 10

1.7K 159 19
                                    

SELAMAT MEMBACA


Syarifah duduk di ayunan, diam diam memperhatikan Muhammad bermain sepak bola bersama Bian.

Ketika itu, Khadijah sedang berjalan jalan di sekitar lapangan pasir setelah membantu Bundanya, Syafa mengajar ngaji anak anak di surau.

"Doa ku ternyata syahid di tengah jalan." gumam Khadijah. Jujur saja semenjak Muhammad tinggal di daerah mereka, Khadijah diam diam menyimpan rasa yang amat dalam.

Padahal ia tahu, jika Muhammad tidak akan pernah menjadi miliknya.


"Mba Syarifah, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabar mba? aku dengar mba sudah menikah dengan Muhammad." ucap Khadijah kini berdiri di samping Syarifah, nampak gadis itu senyum senyum sendiri.

Mendengar suara Khadijah lantas membuat Syarifah mengalihkan pandangannya, ia mengerutkan kening.
"Alhamdulillah aku baik baik saja, bagaimana dengan mba?"

"Sama seperti kamu."

Syarifah mengangguk. "Oh iya, benar katamu. Aku sudah menikah."

"Selamat ya." ucap Khadijah sambil mengulurkan sebelah tangannya. Dibalas oleh Syarifah, mereka berdua saling bertatap mata sebelum akhirnya dibuyarkan oleh panggilan dari Muhammad untuk istrinya.

"Humaira.." tubuh seorang pria yang kekar nan gagah kini berdiri di sebelah Syarifah, mata bagai elang tak putus mengikuti setiap gerakan gadisnya. Bahkan Muhammad pun tak pernah berusaha melirik Khadijah, ia setia pada istrinya.

Syarifah menolehkan kepalanya begitu pun Khadijah, ia mengulum senyum.

"Iya mas?" Syarifah bertanya.

"Kita pulang ya, tapi ke rumah Abi dulu." Muhammad menyahut.

"Bian mana?"

"Sudah pulang duluan."

Syarifah mengangguk, tak enak jika tidak pamit maka ia alihkan kembali pandangannya pada Khadijah.
"Maaf khadijah, aku harus pulang."

"Nggih mba ati ati, salam kanggo Abi dan Umi."

"Sudah pasti jah, duluan ya." suara derasnya arus laut mengiringi perjalanan kedua pasangan tersebut. Terlihat segumpal kulit sintetis mendarat di bebatuan keras sekeras kepala.

Anak tangga yang hanya beranak empat di pijak oleh dua pasang kaki, mereka berdua disambut oleh sepasang suami istri yang sudah berkeriput.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Masuk nak"

Syarifah dan Muhammad menyalami Aisha dan Aiman sebelum disuruhnya masuk ke dalam rumah, lalu keduanya duduk di kursi meja makan. Di meja bundar tersebut sudah terhidang beberapa makanan, seperti ketupat tahu, sambel kentang, ayam rica rica dan lain sebagainya sebagai pelengkap.

Bian lari dari dapur membawa tiga gelas lalu ditaruhnya di atas meja. Membantu Aisha menuangkan air putih ke masing masing gelas secara berangsur angsur.

MUHAMMAD ALI FAQIHМесто, где живут истории. Откройте их для себя