0. Bosan

1.1K 82 6
                                    

Yiling, 18.23 waktu setempat.

Seorang pemuda manis tengah duduk di balkon kamarnya. Menatap langit gelap yang baru terlihat beberapa bintang.

Pikirannya melayang. Ia merasa bosan dengan kehidupannya saat ini. Menjadi anak orang kaya yang sangat dimanja orang tuanya.

Tak ada tantangan, itulah katanya.

Ia ingin merasakan kehidupan orang lain yang biasa ia lihat. Bekerja untuk bisa makan. Belajar untuk meraih beasiswa. Berjuang demi perubahan kehidupan menjadi lebih baik.

Betapa bewarnanya kehidupan mereka, itulah yang dipikirkannya.

"Zhanzhan, kenapa di luar?" Seorang wanita dengan paras cantik meski usianya tak lagi bisa dikatakan muda menghampiri pemuda manis yang masih duduk menatap langit.

"Udaranya mulai dingin, setidaknya pakailah mantel hangat saat di luar!" Wanita itu menyampirkan selimut ke pundak sang pemuda.

Pemuda manis itu menoleh. Menatap sosok orang yang membawanya melihat dunia. Ia tersenyum, menampilkan gigi kelinci yang menambah kadar imut wajah manisnya.

"Mama baru pulang? Bagaimana acaranya?" tanya pemuda itu sambil menarik sang ibu untuk duduk di sampingnya.

"Seperti biasa. Kamu kan juga pernah ikut, seperti itulah acara berjalan. Tak ada yang beda."

"Membosankan."

Wanita itu menatap putranya. Terlihat jelas jika wajah putranya menampilkan kebosanan. Ia mengusap surai hitam putra semata wayangnya.

"Kamu kenapa?" tanya wanita itu.

"Zhan hanya merasa bosan, Ma. Setiap hari hidup yang Zhan lalui hanya seperti itu saja. Tidak pernah berbeda. Tidak ada tantangannya pula," jawab pemuda manis itu jujur.

Seorang pria mendekati mereka. Ikut mendudukkan diri di kursi kosong di samping dua orang tersayangnya.

"Putra papa kenapa, hm?"

Zhan menoleh menatap papanya. Kini ia beralih memeluk lengan kekar sang papa. Mengabaikan sang mama yang masih menatapnya.

"Papa, Zhanzhan bosan." Suara manja pemuda manis itu memang sudah sering didengar di rumah besar itu.

"Zhan mau sesuatu? Bilang saja, papa akan langsung membelikannya malam ini!" Tanggapan seperti ini pun sudah sangat sering didengar seluruh penghuni.

"Zhan mau kehidupan lain."

Pasangan orang tua dari si pemuda menatap putra semata wayang mereka dengan wajah bingung. Kehidupan lain? Apa maksudnya? Jangan-jangan...

"Zhan, kamu jangan aneh-aneh!" seru sang mama.

Kini Zhan yang menatap orang tuanya heran. Ia jadi memikirkan kembali ucapannya. Setelah beberapa saat, ia sadar jika apa yang dipikirkannya tidak sama dengan apa yang ada di pikiran orang tuanya.

"Ma, Pa, Zhan hanya merasa bosan dengan kehidupan Zhan sekarang," ucapnya lembut.

"Tapi, Zhan, bukan berarti kamu harus mengakhiri hidupmu kan?" sanggah sang mama.

"Kamu boleh meminta apapun, Zhan. Tapi, tidak untuk satu itu. Papa tidak akan mengijinkannya. Bagaimanapun kamu adalah putra kami satu-satunya," imbuh sang papa.

Zhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia jadi merasa bersalah melihat ekspresi yang dikeluarkan orang tuanya.

"Pa, Ma, maksud Zhan itu Zhan bosan dengan keseharian Zhan di sini. Zhan ingin melakukan hal lain."

Orang tua Zhan tanpa sadar mengembuskan napas lega. Mereka sama-sama mengusap kepala putranya.

"Zhan ingin melakukan hal apa?" tanya sang papa lembut.

Yi 2 Zhan (Yizhan)Where stories live. Discover now