7. Cukup Kau Saja

387 74 8
                                    

Jiyang baru saja selesai dengan urusannya di komite desa. Sekarang ia berencana akan ke gudang. Ziyi, salah satu karyawan gudang mengatakan jika hari ini banyak pengiriman dan di sana butuh bantuan.

Baru beberapa langkah, Haoxuan berlari menyusul di belakang Jiyang. Ia menghentikan langkah kekasihnya itu dengan menarik lengannya.

"Xuan, ada apa?" tanya Jiyang dengan menatap lekat pemuda yang lebih muda darinya.

"Aku sudah bilang akan mengantarmu, kenapa kau pergi tanpa menungguku?" Tangan yang tadi memegang lengan kini turun untuk menggenggam jemari lentik sang janda desa.

"Astaga, ini masih area desa, Xuan. Aku bisa pergi sendiri."

"Di area desa pun dia bisa datang tiba-tiba, Ge. Aku tak mau kau kenapa-kenapa saat lepas dari pengawasanku."

"Baiklah, jadi bisa sekarang kita mulai jalan ke gudang? Di sana butuh bantuan."

Tak ada yang bisa dilakukan selain pasrah kan? Jadi biarkan saja Haoxuan ikut ke gudang. Siapa tahu di sana tenaganya dibutuhkan.

Warga desa sudah mengetahui perihal hubungan yang terjalin di antara dua pemuda beda usia itu, jadi mau bermesra di tengah jalan pun mereka tak takut.

"Jiyang, akhirnya kau datang!" seru bibi Jia, karyawan yang juga bekerja di sana.

"Ada apa, Bi?" tanya Jiyang yang langsung menghampiri wanita paruh baya yang tengah duduk di depan layar komputer.

"Lihatlah, kita menerima banyak pesanan, tapi juga banyak yang komplain tentang pelayanan atau barang yang rusak saat sampai di tangan mereka."

Jiyang mengambil alih mouse untuk melihat semua yang ditunjukkan bibi Jia. Memang benar, ada komentar buruk yang dikirimkan para konsumen.

"Kita layani yang pemesanan dulu. Masalah komplain pelanggan kita tunggu Yibo datang. Hari ini Kuan Ge ada urusan, jadi hanya ada Yibo."

Mereka melakukan apa yang dikatakan Jiyang. Beberapa karyawan mulai menyiapkan apa saja yang sudah dipesan konsumen. Lalu lainnya mulai membungkus.

Jiyang ikut duduk di antara para karyawan. Ia membungkus yang sudah disiapkan dan ditempeli label pengiriman.

Haoxuan mendekat. Ia duduk di samping kekasihnya. Tangannya mulai ikut bekerja.

"Yibo ke mana?" tanyanya ditengah kesibukan.

"Tadi katanya mau sarapan bubur ayam di kedai dekat pasar. Kedai paman Huang," jawab Jiyang yang juga fokus memeriksa barang yang akan dibungkus Haoxuan.

"Sendiri?"

"Entah, tadi katanya sama teman baru."

Tak lama kemudian, orang yang mereka bicarakan datang bersama seorang pemuda berparas cantik. Jiyang yang melihat itu langsung saja menghampiri sepupunya. Haoxuan menyusul di belakangnya.

"Kalian kenapa bisa bersama?" tanya Jiyang.

"Aku kan sudah pamit tadi," jawab Yibo.

"Tapi, kau tak bilang bersama Zhanzhan."

"Aku sudah bilang bersama teman baru. Di desa yang orang baru cuma Zhanzhan kan?"

Mau protes, tapi itu memang kenyataan. Kini Jiyang mendekati Zhan.

"Kenapa mau diajak Yibo? Sudah kenal sama Yibo? Sejak kapan?"

"Astaga, kau tak bisa bertanya satu persatu?" Yibo langsung menarik Zhan untuk duduk di kursi.

"Aku kenal Zhanzhan kemarin. Ponselnya rusak saat ditabrak Junxiang. Lalu aku mengajaknya ke Gusu untuk beli ponsel baru. Hari ini aku berjanji untuk menemaninya jalan-jalan berkeliling desa, jadi tadi pagi aku menjemputnya."

Yi 2 Zhan (Yizhan)Where stories live. Discover now