3. Tabrak Raga, Hati yang Berbunga

439 84 7
                                    

Hari telah berganti. Ini adalah pagi pertama Xiao Zhan di desa Caiyi. Ia merasa lebih segar setelah tidur nyenyak semalam. Ternyata Zhan benar-benar bisa nyaman hidup di desa.

Pagi ini ia tak memiliki kegiatan pasti, tapi ia ingin berkeliling untuk mengenal desa yang akan menjadi tempat tinggalnya selama beberapa bulan ke depan. Berkeliling sendiri?

Tadinya Zhan akan mengajak Zhoucheng, tapi pemuda manis itu bilang jika dirinya belum tidur semalaman karena lembur menyelesaikan novel terbarunya. Merasa kasihan, Zhan memutuskan untuk pergi sendiri saja.

Toh hanya di desa, memangnya akan ada apa?

Saat baru keluar kamar, Zhan tak menemukan penghuni Cloud recesses satupun. Mungkin mereka sudah berangkat bekerja semua, kecuali Fanxing yang mungkin masih tidur karena bekerja semalam.

Zhan baru akan keluar saat seorang wanita paruh baya memasuki penginapan. Wanita itu langsung menghampiri Zhan.

"Kau penghuni baru yang datang kemarin?" tanya wanita itu.

"Benar," balas Zhan dengan senyum ramah.

"Astaga kau cantik sekali. Panggil aku bibi Xu. Aku pengurus rumah tangga di sini. Aku akan datang setiap pagi untuk membersihkan halaman dan tempat umum." Bibi Xu mengulurkan tangannya di depan Zhan.

Zhan membalas uluran tangan bibi Xu. "Saya Xiao Zhan, Bi. Salam kenal."

"Kau akan pergi?"

"Saya ingin berkeliling desa."

"Bagus. Biar kenal lingkungan yang akan kau tinggali. Berapa lama kau akan tinggal?"

"Tiga bulan, Bi."

"Waktu yang cukup singkat. Bibi yakin kau akan ketagihan untuk terus tinggal di sini nantinya."

Zhan tertawa mendengarnya. Mungkin ucapan bibi Xu terjadi, atau mungkin tidak. Lihat nanti saja kan.

Setelah berpamitan, Zhan keluar melewati gerbang tinggi Cloud Recesses. Udara desa masih segar, suasananya pun masih damai. Tidak terlalu bising seperti di kota.

Zhan terus berjalan mengikuti jalan yang ada. Entah ke mana tujuan jalan ini nantinya. Zhan hanya berjalan sambil sesekali menyapa warga desa yang ia temui.

Mereka cukup ramah pada orang asing seperti Zhan. Hampir semua orang menyapanya dengan senyum hangat. Ada pula yang mengajak Zhan mampir hanya untuk sekedar duduk di teras rumahnya.

Setelah berbincang sebentar, Zhan melanjutkan langkahnya. Kini Zhan hampir sampai di dekat pintu masuk desa. Ia berada di perempatan jalan saat tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang berlari laju.

Brakk...

Zhan jatuh tersungkur di aspal karena ditabrak dari belakang oleh anak itu. Ponsel Zhan terpental hingga layarnya mati dan pecah. Tubuh Zhan juga mengalami luka di lengannya karena menahan bobot tubuh.

Seorang pemuda desa berlari menghampiri Zhan yang masih bertahan di posisinya. Pemuda itu berjongkok untuk melihat keadaan Zhan.

"Kau tak apa? Bisa bangun kan?" tanya pemuda itu.

Zhan mengangguk. "Aku bisa, terima kasih."

Zhan sedikit meringis saat merasakan perih di lukanya. Pemuda yang membantunya berdiri kini tengah menatap garang anak laki-laki yang menabrak Zhan.

"Cao Junxiang! Sekarang apalagi yang kau alami di rumahmu sampai kau harus lari seperti orang kesetanan seperti itu?"

Anak laki-laki itu menunduk takut. Ia tak berani menatap pemuda di hadapannya.

Yi 2 Zhan (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang