BAB 24

11.3K 560 9
                                    


"Papa Sena tambah senyum lagi dong," pinta Sayana ketika merasa belum cukup lebar kedua sudut bibir suaminya dibuka.

Dan tak lama kemudian, Atmaja pun sudah melakukan seperti yang diminta.

Ckrek!

Sebuah foto dengan pemandangan pria itu menatap penuh sayang sosok Assena, dapat diambil Sayana dengan hasil yang bagus.

Setiap ada momentum bagus mengabadikan kebersamaan putra kecil mereka dan juga Atmaja, maka akan dipotretnya.

Sudah puluhan jepretan foto didapat, sejak sampai di mall, sekitar dua jam lalu.

Toko mainan yang pertama mereka kunjungi. Assena terutama bergembira karena dibelikan apa saja diinginkan oleh sang suami.

Waktu yang dihabiskan di sana untuk mencari mainan dan berkeliling, hampir empat puluh menit. Uang harus dikeluarkan Atmaja juga terbilang tak sedikit, mencapai seratus juta rupiah. Tagihannya dilihat langsung tadi.

Sayana tentu kaget. Nominal yang fantastis untuk biaya membeli mainan saja.

Belum pernah Assena dibelikannya dalam jumlah yang banyak. Namun bersama sang suami, puluhan mainan pun tak apa-apa.

Sayana ingin memprotes sebenarnya, tetapi karena Assena tampak senang maka ia tidak tega mengacaukan perasaan putra mereka.

Mungkin lain kali, tidak akan diberikan izin pada sang suami untuk berbelanja mainan dalam jumlah yang terbilang besar.

"Mamah ...,"

Panggilan dari buah hatinya, segera saja ia pindahkan atensi pada sosok manis Assena.

Tawa Sayana keluar melihat sang buah hati yang lumayan belepotan karena memakan es krim cokelat dengan lahapnya.

Sayana pun hendak mengambil tisu, tapi sang suami sudah lebih dulu cekatan dalam membersihkan mulut putra kecil mereka.

"Mamah ...,"

"Apa, Sayang?" Sayana menyahuti kali ini.

"Sena mau kasih tahu Mamah sesuatu ...."

Cara Assena bicara begitu menggemaskan di telinga, ekspresi jagoan kecilnya itu juga lucu dengan mimik semakin ceria ditunjukkan.

"Sena mau kasih tahu Mama apa?"

Kini, Assena terkikik dalam tawa yang renyah. Jelas memerlihatkan keriangan sang putra.

Siapa yang tidak terlibur jika sudah disajikan tingkah seperti ini dari anak kesayangannya.

"Papa mau kasih Mamah hadiah yang bagus."

"Hadiah yang bagus? Apa itu, Sena?" Sayana jelas merasa penasaran. Dan sang buah hati pasti bersedia memberi tahunya.

"Papa ...,"

Bukan menjawab pertanyaan ibunya, sosok kecil Assena justru memalingkan wajah pada sang ayah. Meminta izin tentunya untuk mengatakan apa yang telah diketahui.

"Sena boleh bilang Mamah, Papa?"

"Iya, Assena, boleh." Atmaja tak akan dapat melarang keinginan buah hatinya.

"Yeeyy!"

"Tapi, Assena bantu Papa tutup mata Mama karena Papa akan berikan hadiahnya ke Mama sekarang." Atmaja melanjutkan, lalu.

"Oke, Papa."

Dengan gerak kaki yang gesit, Assena pun mendekat ke kursi dimana sang ibu tengah duduk. Lalu, melakukan permintaan dari ayahnya.

Mantan Suami AntagonisWhere stories live. Discover now