6 - Kresna

985 147 5
                                    

"Serem ya, Abang kamu."

Nice.

Itu komentar pertama yang keluar dari mulut Krisn ... maksud gue Kresna, ketika Pakdhe udah bener-bener hilang dari pandangan kami. Sebenernya nggak hilang-hilang amat, di balik pintu ruang meeting gue masih bisa ngeliat siluet badan tegapnya. Tapi gue nggak bisa ngeliat mukanya lagi ngeliat kesini apa kagak.

Bagus banget. Kesan pertama gue di depan calon jodoh gue sangat amat ideal: abangnya galak.

"Ah ... Ah, masa sih." gue menyampirkan anak rambut ke belakang telinga dengan gugup. "Nggak kok, Abang baik orangnya."

"Tapi aku baru tahu kamu Nasution." ia menelengkan kepala. "Seinget aku, dulu kamu bilang asli sini?"

Nah, lho. Iya lho. Gimana lho.

"O-oh, itu ibu aku asli sini." gue ngeles. "Bapak aku batak."

Kresna manggut-manggut. "Oh ... oke-oke. Logat kamu nggak kedengeran batak soalnya."

"Ah ... Aaah masa sih, ahahaha." gue menggaruk kepala dengan canggung. "Perasaan aja kali."

"Mungkin kamu gede disini kali ya, abang kamu yang batak banget."

"Iya, bener." suara gue mulai pelan. Bisa nggak kita sudahi pembicaraan perbatakan ini?

"Bapak kamu dari daerah mana? Medan? Atau Toba, ya?"

"Iya." ADUH. Yang mana pulak itu! Bang Tiooon! Heeelp!!

"Tapi dipikir-pikir muka kamu sama dia nggak terlalu mirip ya ..."

"Mau pesen makanan nggak?" gue langsung memotong sambil menyodorkan buku menu yang sedari tadi dianggurin, sebelum pertanyaannya makin kesini makin kesana.

"Oh iya, bener. Aku laper, untung kamu ingetin." untungnya Kresna polos. Ia langsung mengambil buku menu dan mengamatinya baik-baik. Sementara Krisna milih menu, gue sibuk mengutuk Pakdhe dalam hati.

Bos! Kalau mau bikin skenario, bilang-bilang dulu, bos! Tutorial dulu! Kan gue jadi harus ngarang cerita dunia perbatakan - yang gue sama sekali nggak tahu!

"Kamu suka makan apa disini?" Kresna tersenyum sambil membalik-balik buku menu. "Ada rekomendasi?"

Mana gue tau, Malih! Ini gue kesini aja pertama kali, disuruh bos gue. Duuuh, Bang Tion beneran deh bikin rusuh! Bawaannya pengen marah aja gue.

"Mmm ... Katanya nasi gorengnya enak." kata gue asal.

"Nasi goreng apa nih? Ikan asin, nasgor jawa, chinese, yang chow, atau apa?"

Ah, bangke. Nasi goreng kenapa macem-macem dah!

"Favorit aku ikan asin, sih." gue menyebutkan menu favorit gue di Ta Wan dengan asal. Apakah gue udah pernah coba yang di cafe ini, tentu belum. Yang penting yakin dulu.

"Oke, Mas ikut kamu aja."

"Oke, aku panggil waiter ya ... wait." gue menoleh ke Kresna. "Apa tadi kamu bilang?"

Kresna mengerutkan alis. "'Ikut kamu aja'?"

"Sebelum itu."

Ia berpikir sebentar, lalu tersenyum malu. "... 'Mas'?"

"Ya, itu." gue mengusap wajah. "Kenapa manggil diri sendiri 'Mas'?"

Bukannya jawab, cowok itu malah mesam mesem nggak jelas. "Emang kamu panggil aku apa?"

Tasha! (A Sequel of Pakdhe!)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ