10 - Time Flies

1.3K 190 26
                                    

Author's note:

Halo, ketemu lagiii!😆

Syukur ya aku masih bisa sering upload, tapi habis ini seperti biasa ya, mungkin nggak setiap hari karena udah masuk kerja 😭

Funfact - cerita kali ini tercipta tanpa terencana, waktu itu aku lagi dengerin city pop jepang tahun 80-an. Tiba-tiba ada ide aja 😂

Yah sudahlah. Makasih banyak ya yang udah baca cerita kosong Tasha dan Tion! Semoga terhibur ya!

Enjoy!

***

Pagi hari itu harusnya dingin karena hujan, tapi langsung panas gara-gara Ali ngamuk besar ke karyawannya di pabrik. Tebak, gara-gara temuan siapa coba?

Yap. Bos gue, manusia yang sangat ajaib itu. Sekali dia datang, tiga karyawan langsung dipecat lantaran ketauan curang.

Padahal kerjanya dia nggak penting banget. Dari sejak datang, kerjaannya cuma liat-liat, mainan sama patung kucing (lu tahu kan bos gue emang rada aneh), muter-muter pabrik sendirian, ngegosip sama OB, bahkan sempet sebat hampir sejam sama satpam pabrik. Yang kerja ngecek detail dan nanya-nanya ya gue sama Mas Andri.

Gue bingung waktu dia tiba-tiba ngajak gue masuk ke ruangan produksi makanan dan minta gue foto nomor seri mesin-mesin produksinya.  Setelah itu, Mas Andri diminta buat ngomong ke kepala pabrik, suruh tarik listing aset pabrik sama nomor serinya dari record sistem kantor.

Boom. Setelah gue cocokin, banyak yang beda nomor seri, antara yang dicatat di sistem dan fisiknya. Setelah dicek dan ditanya, kepala pabrik gagap. Ketahuan lah bagian pengadaannya ternyata kongkalikong sama kepala pabrik. Mereka diam-diam jual mesin-mesin baru yang dibeli perusahaan, ditukar sama mesin lama yang dia beli murah dari kenalannya. Ali yang dapet info dari Mas Andri dan gue langsung ngamuk dan memecat tiga karyawan di tempat.

Gue, Mas Andri, dan Pakdhe duduk diam di ruangan meeting pabrik. Menunggu Ali selesai marah-marah sama kepala pabrik di luar - kepala pabrik ini juga termasuk orang yang bakal dipecat. Gue dan Mas Andri sesekali saling melirik. Ngerasa bersalah, pasti, banget.

"Jangan merasa bersalah." pria itu berkata santai sambil fokus ke laptopnya. "Lu lebih salah kalau membiarkan orang nggak bener kerja disini. Lu membiarkan mereka merusak perusahaan klien lu."

"Mas Tion." Mas Andri bersuara. "Kok bisa tau sih? Prosedur kita nggak sejauh itu tadinya. Kita cuma cek pabrik aja, ambil sampel dan nanya-nanya proses produksinya. Kok bisa Mas sampe kepikiran kesitu?"

"Nggak. Gue nggak kepikiran kok. Cenayang kali gue bisa tau begitu." jawab Pakdhe cuek.

"Lah." gue mengerutkan alis. "Terus tau darimana?"

"Pak Slamet sama Mas Danu yang bilang."

"Siapa tuh?" Mas Andri menyipitkan mata.

"OB sama satpam." Pakdhe menghela nafas. "Lu pikir kenapa gue dateng-dateng nongkrong sama mereka?"

Mata gue dan Mas Andri membulat dan langsung berpandangan kagum, baru ngeh apa yang terjadi. Wow, gila, bos gue keren banget! Dia kayak detektif beneran, kayak intel, coy! Jadi tadi dia nongkrong itu ternyata bukan gosip biasa, tapi nyari informasi!

"Makanya kalian itu kalau di klien jangan cuma jalanin prosedur aja, banyakin gosip sama orang-orang. Kadang orang kayak mereka tau lebih banyak karena sering disuruh-suruh, tapi nggak berani ngomong."

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Ali masuk dengan muka yang merah karena habis ngamuk. Ia langsung mengambil posisi duduk di hadapan kami bertiga dan memandangi kami satu persatu dengan tatapan serius.

Tasha! (A Sequel of Pakdhe!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang