B A B 5 : Perjodohan.

23 2 0
                                    

Izora menatap bayangannya di cermin. Gadis itu begitu cantik dengan dress peach selutut. Tak lupa, Izora memakai heelsnya yang menambah kesan kecantikannya.

Pintu kamar Izora di buka oleh Erlangga. "Loh kamu udah siap? Baru juga papa mau menyuruh kamu untuk siap-siap."

Izora menyengit. "Memang papa mau ngajak aku kemana?"

"Lah, kamu gak ingat? Tadi pagi, kan Papa udah bilang mau ngajak kamu keluar."

Izora mengingat kembali. Seketika ia menepuk dahinya saat mengingat ajakan dari papanya. "Yah, aku malah buat janji sama Kenza, Pa. Hemm..apa harus malam ini?"

"Iya, Sayang. Bahkan kita sudah di tunggu."

Izora menyengit. "Di tunggu? Di tunggu sama siapa? Kita mau makan sama temen bisnis Papa?"

Erlangga mengangguk. "Mereka ingin melihat kamu, kamu ingat dengan Tante Shakira?" tanya Erlangga.

Izora ingat dengan sahabat almarhum mamanya.

"Tante Shakira rindu sama kamu. Beliau baru balik dari Singapura."

"Tapi, Pa, aku udah janji sama Kenza. Aku rasa Kenza sudah nunggu aku di restauran."

Erlangga mengetahui kalau Izora tengah menjalin hubungan dengan Kenza, tapi untuk saat ini Erlangga ingin egois. "Apa kamu gak bisa membatalkannya? Gak kasihan sama keluarga Tante Shakira yang jauh-jauh datang dari Singapura hanya ingin bertemu kamu?"

"Tapi, Pa...besok aja ya?"

Erlangga menggeleng. "Gak bisa, Sayang."

Mau tidak mau, Izora mengangguk. Ia tidak ingin membuat keluarga Tante Shakira kecewa. Tapi, dia akan membuat kekasihnya kecewa.

"Yasudah, bentar lagi kita berangkat," ujar Erlangga.

Izora mengangguk. Setelah kepergian Erlangga, Izora meraih ponselnya yang berada di atas meja. Lalu mengirim pesan kepada Kenza.

"Maaf, Ken. Aku minta maaf," lirih Kenza.

•••••

Satu jam menunggu dan masih tidak ada tanda-tanda kedatangan Izora. Kenza hanya duduk sambil menatap jam tangannya. Ponsel yang sedari tadi dia silent, di ambilnya dan melihat sebuah pesan yang Izora kirimkan sekitar satu jam lalu.

Kenza berdecak saat membaca pesan yang Izora kirimkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenza berdecak saat membaca pesan yang Izora kirimkan. Bunga edelweiss yang ada di meja ia buang ke sembarang arah. Kenza sudah mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Kue matcha kesukaan Izora lengkap dengan lilin berangka tujuh belas tahun, sebuket bunga edelweiss yang Kenza dapatkan dengan susah payah dan juga sebuah cincin. Semuanya sia-sia. Bahkan dirinya sudah menyewa restauran ini hanya untuk merayakan ulang tahun dari kekasihnya.

"Kapan acaranya bisa di mulai, Kak?" tanya salah satu pegawai.

"Acaranya batal," ujar Kenza sambil mengambil barang-barangnya.

KAIZORAWhere stories live. Discover now