B A B 7 : Bukan aku yang dia inginkan

23 2 0
                                    

Pukul sepuluh pagi, Kaivan baru datang ke kantor. Laki-laki itu nampak seperti kekurangan tidur. Bahkan, tak seperti biasanya, saat ini Kaivan hanya memakai kemeja hitam dengan celana yang sama. Tidak memakai jas maupun dasi. Biasanya laki-laki itu nampak tapi tidak seperti sekarang.

"Selamat pagi, Pak. Sekitar tiga puluh menit lalu Bu Sila dari perusahaan Vans industry mengunjungi anda. Tapi, karena anda belum datang saya menyuruh beliau untuk menghubungi sektretaris anda Pak Andres untuk membuat janji ulang." lapor Bella.

Kaivan mengangguk. "Terimakasih."

Bella mengangguk hormat. "Baik, Pak. Sama-sama. Kalau gitu saya permisi."

Kaivan mengangguk, ia lalu masuk ke dalam ruangannya dan melihat Andres yang duduk di kursinya sambil bermain game. Ia bahkan tidak memperdulikan kehadiran Kaivan selaku bosnya.

Kaivan mendaratkan tubuhnya di sofa sambil bersandar. Ia lihat langit-langit ruangannya sambil sesekali memijat keningnya.

"YES MENANG!! YUUHHUUU!! Ouh Bos! Udah lama?" Andres berjalan mendekati Kaivan dan duduk di sampingnya. Melihat tidak ada respon dari Kaivan membuat Andres kesal. "Gimana kabar lo, baik?"

Kaivan melirik Andres kesal, kalau tidak di jawab laki-laki itu akan terus menerus mencecarnya dengan pertanyaan yang gak penting.

"Gimana dengan keuangan kita? Udah lo periksa?" Kaivan menegakkan tubuhnya sambil meraih iPad yang ada di meja. Mengejek setiap mengeluarkan perusahaan.

"Udah gue cek, semuanya aman."

Kaivan mengangguk dan kembali menyandarkan kepalanya. "Schedule gue hari ini apa aja?" tanya Kaivan.

Andres meraih iPad dan membuka schedule Kaivan hari ini. "Hari ini gak ada pertemuan penting ataupun rapat, hanya saja tadi Bu Sila datang untuk membahas kerja sama kita dengan Vans industry. Karena lo gak ada jadi gue jadwalkan ulang."

Kaivan mengangguk lagi. "Lo boleh pulang."

"Hah? Pulang?"

Kaivan mengangguk. "Gak ada kerjaan kan?"

Andres mendesah. "Lo-nya memang gak ada kerjaan tapi pekerjaan gue banyak. Belum lagi ketemu sama investor yang akan menjalin kerjasama dengan kita. Seharusnya ini tugas lo, tapi Om Saga malah nyuruh gue yang ngerjain." Andres juga merebahkan tubuhnya. "Ini perusahaan lo apa gue sih? Heran banget."

"Itu juga demi kebaikan lo, biar lo bisa belajar." Kaivan menoleh saat pintu tiba-tiba di ketuk oleh Bella.

"Maaf mengangguk, Pak. Seseorang ingin menemui anda."

Kaivan menyengit. " Siapa?"

"Saya kurang tau, Pak. Saya menyuruhnya untuk menunggu di lobby."

Kaivan berdehem.

"Kalau gitu saya permisi."

"Siapa yang mau ketemu sama lo, Kai?"

Kaivan beranjak dari duduknya. "Mana gue tau." Laki-laki itu berjalan menuju lobby yang ada di lantai satu. Langkahnya tiba-tiba berhenti saat tau siapa yang ingin bertemu dengannya.

•••••

Izora terlihat tidak nafsu makan, yang ia lakukan sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niat untuk memakannya.

Trisaka sampai bingung dengan sikap Izora. Terlebih lagi, ini baru pertama kali Trisaka melihat Izora seperti ini.

"Lo ada masalah?" tanya gadis itu.

Izora menggeleng.

"Lalu?"

Izora nampak menarik nafas panjang. "Gue gak papa, hanya tidak nafsu makan saja."

KAIZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang