B A B 6 : She say yes!

24 1 1
                                    

Kaivan kembali ke meja. Tibanya di sana, Kaivan langsung di hampiri oleh Shakira. Wanita ini ingin mengetahui bagaimana keputusan Izora tentang perjodohan ini.

"Gimana, Kai?" tanya Shakira.

Kaivan diam, ia juga tidak tau akan seperti apa. Melihat diamnya Kaivan, membuat Shakira menutup mulutnya dan menatap sang suami.

"Pa, Izora menolaknya," ujar Shakira kepada Saga.

Saga hanya mengangguk kecil. Saga lalu menatap Erlangga yang diam di sampingnya. Sepertinya laki-laki itu tidak puas dengan keputusan dari Izora yang menolak perjodohan ini.

"Lang, gue tau lo kecewa sama Zora. Lo pasti ingin Zora menjalankan wasiat ini, tapi kita juga tidak bisa memaksa Zora," Saga menepuk pundak Erlangga, berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Zora mana?" tanya Erlangga pelan.

"Dia---"

"Pa," Izora menatap wajah sang Papa.

"Zora," Shakira menghampiri Izora. "Kamu pasti lapar, kan? Ayo makan," Shakira berusaha mencairkan suasana. Ia lalu menyuruh Izora untuk duduk. "Kamu mau makan apa? Biar Tante siapin."

Izora menggeleng membuat pergerakan dari wanita itu berhenti. "Aku mau bilang sesuatu sama  kalian semua," ucap Izora.

"Bilang apa, Sayang?"

Izora menatap Tante Shakira dalam-dalam. "Sesuatu yang mungkin membuat kalian bahagia."

Mereka semua saling tatap, seperti bingung dengan ucapan Izora. Shakira kembali duduk di kursinya dan menatap Izora.

"Kamu mau bilang apa, Sayang?"

Sebelum berkata, Izora menari nafas dalam-dalam lalu memejamkan mata sebentar. Ia lalu menatap semua wajah yang ada di sini.

Kaivan menatap wajah Izora yang nampak gugup. Bahkan, ia melihat Izora yang berulangkali menarik nafas.

"Pa, Om Saga, Tante Shakira... Z-zora mau menerima perjodohan ini!!"

Sontak saja mereka semua terkejut. Tadinya mereka berpikir bahwa Izora menolak perjodohan ini, tapi rupanya tidak. Gadis itu mau menerima perjodohan ini.

"Kamu serius?" tanya Shakira.

Izora mengangguk samar, walaupun dalam hatinya dia tidak yakin dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Iya, Tante, Zora serius."

"Zora, apa Kaivan memaksa kamu?" Saga lalu menatap putranya yang hanya diam.

Izora menatap Kaivan yang nampak diam tanpa ekspresi. Gadis ia lalu menggeleng. "Gak, Om. Ini murni keputusan Zora."

"Sayang, sini," panggil Erlangga. Izora mulai menangis dan masuk ke dekapan sang Papa. Di dada Erlangga, Izora menangis. "Maafin Papa, ya? Maafin Papa yang sudah memaksa kamu untuk menikah dengan Kaivan."

Izora menggeleng. "Gak ada yang maksa aku, Pa. Aku menerima perjodohan ini karena ini adalah wasiat terakhir Mama. Aku gak mau bikin Papa sama Mama kecewa."

KAIZORAWhere stories live. Discover now