B A B 9 : Say good bye.

26 2 0
                                    

"Kamu tunggu di sini, aku ke toilet bentar," Kenza meletakkan boneka yang Izora beli di sebuah kursi panjang. "Jangan kemana-mana okay? Aku gak mau kamu hilang."

Izora tertawa mendengar ucapan Kenza. Di kira dirinya masih kecil apa. Izora mengangguk. "Iya, aku gak akan kemana-mana."

Sebelum pergi, Kenza mengusap rambut Izora lalu pergi meninggalkan Zora. Sambil menunggu Kenza, Izora memilih duduk sambil memainkan permainan game yang ada di ponselnya. Gadis itu terlihat begitu senang saat ia memenangkan permainan zombie-zombie itu.

Hampir sepuluh menit menunggu, Izora melihat sekeliling, masih belum ada tanda-tanda kedatangan Kenza.

"Kok Kenza lama banget ya?" Izora bangkit dari duduknya, hendak menyusul Kenza. Tapi, seseorang tak sengaja menabraknya hingga membuat boneka yang ada di tangannya jatuh dan kotoran.

"Kalo jalan itu pakai mata!" semprot orang itu membuat Izora kesal.

Izora memungut kasar bonekanya dan menata wanita yang ada di depannya. "Lo yang salah ya?!"

Wanita itu tidak terima di salahkan oleh Izora. "Lo menghalangi jalan gue."

Izora tambah kesal. "ouhh badan lo segede pesawat hingga lo gak bisa lewat di tempat luas gini? Dan satu lagi, lo dapat ajaran dari mana kalau jalan itu pakai mata? Dimana-mana, jalan itu pakai kaki bukan mata. Atau, selama itu lo jalan pakai mata dan ngeliat pakai kaki, iya?"

Wanita itu mengeram, ia bahkan mengepalkan kedua tangannya menahan kesal karena di permalukan oleh bocah yang ada di depannya. Izora tersenyum tipis saat melihat raut wajah kesal yang wanita itu perlihatkan.

"Lo gak tau gue siapa?" ucap wanita itu.

Izora terkekeh. "Emang lo sepenting apa sehingga gue harus kenal sama lo? Lo anak presiden atau anak seorang miliader."

"Iya, gue anak miliarder," sombongnya. Bahkan, wanita itu sengaja memamerkan cincin, gelang dan kalung berlian yang menghiasi tubuhnya. "Lo tau? Harga perhiasan yang gue pakai mampu membeli harga diri lo!!"

Izora tercengang mendengar ucapan wanita yang menurutnya sangatlah sombong. Ingin sekali dia pamer tentang kekayaan keluarganya tapi Izora bukan tripika gadis yang suka pamer.

Wanita itu menyunggingkan senyumnya, ia lalu merogoh tasnya guna memangil kartu identitas.  Ia lalu memberikannya kepada Izora. "Seharusnya lo tau sekaya apa keluarga yang terlukis di kartu itu," setelah mengatakan itu, wanita itu pergi dengan kesombongan yang ingin Izora patahkan. Andai saja wanita itu tau dengan siapa ia berbicara. Bahkan, marga keluarga yang ada di kartu itu tidak ada apa-apanya dengan marga Andeska yang ada di belakang nama Izora.

"Sayang?" Kenza menepuk pundak Izora hingga membuat gadis itu tersentak. Ia menatap Kenza yang berdiri di sampingnya. "Kamu kenapa bengong? Aku panggil dari tadi."

Izora meremas kartu tak berguna itu lalu membuangnya asal. "Kok lama?"

Kenza mengambil boneka yang ada di tangan Izora lalu menggandeng tangan Izora. Laki-laki itu tersenyum sambil berjalan menuju parkiran. "Tadi antreannya panjang, jadi agak lama. Kamu gak bosen nungguin aku?"

Izora menggeleng.

Melihat raut wajah Izora tadi, membuat Kenza berpikir bahwa sesuatu pasti terjadi saat dirinya meninggalkan Zora. Tapi, Kenza tidak ingin memaksa Izora untuk menceritakan hal itu.

"Sebelum pulang mau makan dulu gak?"

Izora mengangguk. "Aku pengen makan telur gulung."

Kenza gemas, ia lalu mencubit pelan pipi Izora. "Iya, tuan putri." Lalu mereka sama-sama tertawa dan saling bergandengan menuju mobil.

KAIZORAWhere stories live. Discover now