Pak Dosen (1)

122 32 7
                                    

Pria berparas tampan itu memasuki area kampus, kacamata yang bertengger dihidungnya membuat ketampanannya semakin menguar membuat para mahasiswi disana menatap kagum padanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pria berparas tampan itu memasuki area kampus, kacamata yang bertengger dihidungnya membuat ketampanannya semakin menguar membuat para mahasiswi disana menatap kagum padanya. Wildan, dosen muda berumur 28 tahun itu adalah salah satu dosen yang menjadi incaran para mahasiswi dikampus tempatnya mengajar, namun sepertinya mereka semua hanya dapat mengagumi ketampanan dosennya itu dari jauh, mengingat seperti apa sikap sang dosen yang terkenal galak dan juga dingin, terkesan sulit untuk didekati.

Tapi dari sekian banyaknya mahasiswi yang memilih untuk mengagumi Wildan dari jauh, ada juga yang menunjukan ketertarikannya pada sang dosen secara terang-terangan, seperti wanita bernama Nanda contohnya. Wanita cantik itu salah satu mahasiswi Wildan yang mendekatinya secara terang-terangan tanpa rasa malu sama sekali.

Seperti saat ini, Nanda dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya itu berjalan dengan penuh percaya diri disebelah sang dosen.

"Bapak udah makan siang belum?"

"Pak, hari ini saya cantik ngga?"

"Bapak makin ganteng aja"

Celotehan itu sama sekali tidak ada tanggapan dari Wildan, pria itu hanya fokus pada langkahnya, bahkan ia sama sekali tidak melirik Nanda disebelahnya. Nanda? Wanita itu tampak tidak peduli, diacuhkan oleh sang dosen sudah menjadi makanannya sehari-hari.

"Saya-

"Nanda" suara berat itu terdengar, membuat Nanda dengan cepat menoleh dengan wajah penuh antusias.

"IYA PAK"

Wildan menghela nafas menatap mahasiswinya tersebut, "Jujur aja saya ngga peduli dengan celotehan kamu itu" ujar Wildan.

Mungkin pada umumnya jika wanita lain yang mendengar itu akan merasa malu atau sakit hati, berbeda dengan Nanda yang justru tersenyum-senyum sendiri ditempatnya.

"Terus? Bapak pedulinya sama apa dong? Sama saya nya? Iya?" tanya Nanda penuh percaya diri.

Wildan sudah tidak tahu lagi harus seperti apa menghadapi gadis muda yang satu ini.

"Dari pada kamu sibuk godain saya, lebih baik kamu urusin Bab 4 kamu"

Mendengar itu Nanda memajukan bibirnya, cemberut.

"Ahh Bapak mahh, jangan bawa-bawa skripsi dipercakapan kita dong, saya kan jadi ngga mood" tutur Nanda.

Wildan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Saya tunggu Bab 4 kamu secepatnya!" titah Wildan mutlak.

"Ta-tapi Pak!"

Wildan memilih abai dan kembali melangkah meninggalkan Nanda.

"Ish nyebelin banget! Untuk gue sayang sama tuh dosen" gumam Nanda, ia menoleh menatap punggung lebar sang dosen, satu senyuman terbit dibibirnya.

"Pak Wildan I LOVE YOU!" teriaknya dengan lantang, tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang menatap aneh kepadanya.

Sedangkan Wildan hanya acuh, ia tidak peduli dengan teriakan Nanda yang mengucapkan kata cinta padanya. Karena bagi Wildan, Nanda tidak lebih dari sekedar mahasiswi iseng yang menggodanya.

Mixed Story S2Where stories live. Discover now