13. 🔞⚠️ Keringat Dingin ⚠️🔞

19.4K 101 3
                                    

Bab 13. Keringat Dingin

Melihat anaknya menangis, Bu Erna merasa terharu, akhirnya Bu Erna ikut menangis.

Yanti langsung memeluk tubuh ibunya, dan menumpahkan air matanya di bahu ibunya.

Pak Heru sangat bahagia melihat Bu Erna dan Yanti bisa menangis bahagia.

Bu Erna kembali bicara.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karena bapak sudah banyak sekali membantu kami, pastinya saya tidak bisa membalas kebaikan Bapak, saya dan Yanti hanya bisa berdoa yang terbaik untuk bapak dan keluarga.” Ucap Bu Erna sembari meneteskan air matanya.

“Terima kasih atas doanya, jujur saja, saya sangat senang sekali bisa membantu kalian berdua, jika kalian butuh sesuatu, tolong katakan saja jangan ragu.” Sahut Pak Heru lalu tersenyum menatap Bu Erna.

“Ia Pak.” Hanya itu yang Bu Erna katakan.

Setelah selesai makan, Pak Heru meminta Bu Erna membuatkan kopi kesukaannya.

“Oh ya Bi, tolong buatkan saya kopi ya.” Ucap Pak Heru.

“Baik Pak.” Bu Erna langsung membuatkan kopi kesukaannya Pak Heru, sedangkan Pak Heru pergi ke ruang tamu untuk menikmati sebatang rokok.

“Bu aku mau langsung tidur ya, soalnya udah lumayan ngantuk.” Ucap Yanti lalu menguap karena sudah terasa ngantuk.

“Ia sayang.” Sahut Bu Erna sambil mengaduk-aduk kopinya.

Yanti pergi ke kamarnya, karena Ingin secepatnya tidur di kamarnya, sementara Bu Erna masih berada di dapur sedang membuat kopi kesukaannya Pak Heru.

Setelah selesai membuat kopi, Bu Erna pergi ke ruang tamu, untuk memberikan kopinya kepada majikannya.

“Ini Pak kopinya.” Ucap Bu Erna lalu meletakkan kopinya diatas meja.

“Makasih ya Erna.” Sahut Pak Heru sambil menatap wajah cantiknya Bu Erna.

“Ia Pak sama-sama.” Sahut Bu Erna.

“Oh ya, nanti malam jangan lupa ya pijitin badan saya lagi.” Ucap Pak Heru, mengingatkan Bu Erna agar tidak lupa.

“Pak saya mohon jangan lakukan itu lagi, saya takut Pak.” Sahut Bu Erna sembari memohon, agar Pak Heru tidak terus melakukannya.

“Kamu kenapa nolak terus, bukannya kamu juga menikmatinya, tenang aja Erna, saya tidak akan menyakiti kamu, saya hanya ingin menyenangkanmu.” Ucap Pak Heru merasa kesal, karena Bu Erna tidak patuh dengan perintahnya.

Bu Erna sangat bingung, ingin sekali ia menolaknya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang ia masih membutuhkan pekerjaannya, demi mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Karena tidak ada pilihan lain, Akhirnya dengan terpaksa Bu Erna menurut keinginan majikannya.

“I_iya Pak.” Ucap Bu Erna terpaksa.

Walaupun Bu Erna sangat menikmatinya, namun Bu Erna tidak mau terlelap dalam belaiannya.

Karena Bu Erna sadar kalau ia hanya seorang pembantu, dan Majikannya itu masih memiliki seorang istri.

Bu Erna sangat takut, dengan hubungannya itu akan merusak keluarganya Pak Heru.

“Ya sudah kamu ke kamar dulu siap-siap. Setelah selesai ngopi, nanti saya panggil lagi.” Ucap Pak Heru.

“Baik Pak kalau gitu saya pergi dulu ke kamar.” Sahut Bu Erna lalu pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Setibanya di dalam kamar, Bu Erna sangat bingung, ingin sekali ia menolaknya, tapi Bu Erna tidak tahu dengan cara apa ia bisa menolak keinginan majikannya.

Pembantu IdamanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ