Tiga Puluh Enam

2.4K 430 64
                                    

Selama enam bulan belakangan, hidup Suta seperti  tidak ada maknanya sama sekali. Kosong. Hampa. Tidak berarti.

Ia kira hal itu sudah pernah dialaminya ketika ia ditinggalkan Felisha hampir setahun yang lalu, akibat kecelakaan yang menyebabkan kakinya bermasalah. Lalu berakhir dengan berita bahwa Felisha akhirnya bertunangan dengan Garda.

Tapi rasanya tidak seperti itu. Ini lebih parah. Rasanya lebih menyakitkan.

Pagi - pagi ia terbangun hanya untuk memandangi tempat tidur Laras yang kosong. Awalnya, Suta memerintahkan Pak Abas dan Pak Tomo untuk memindahkan ranjang itu ke gudang. 

Akan tetapi, ada masa- masa ketika Suta pulang dari tempat kerja dan langsung bablas ke night club, lalu pulang dalam keadaan mabuk, pasti keesokan harinya Mbak Ermin akan menemukan sosok majikannya itu tertidur di gudang dekat kamar mandi belakang, di atas ranjang yang biasa ditiduri Laras.

Hal itu berlangsung hingga beberapa kali. Pernah juga Suta menolak pulang ke rumah di Bintaro. Dan malah menginap di apartemennya , yang mesti dikawal oleh Randi atau Kennan. Sebab dalam keadaan begitu, Suta rawan berbuat di luar akal sehatnya.

Kerap juga Felisha mendatangi Suta untuk menggodanya kembali. Tidak hanya itu, Felisha juga kerap melakukan aksi nekat.

Pernah ketika Suta pulang dalam keadaan mabuk berat, diantarkan oleh Randi dan Kennan ke apartemen pria itu, dan menemukan Felisha yang nota bene masih punya kartu akses ke unit milik Suta itu sudah telanjang bulat, tergolek di atas ranjang King Size Suta.

Dan bukannya tertarik, Suta malah bengong, sementara Randi dan Kennan sibuk menutupi mata mereka.

"Brengsek!" Felisha mengumpat berang saat itu. Dia segera menutupi tubuhnya dengan selimut yang bertabur kelopak bunga mawar. "Sialan kamu Suta!" Felisha masih menjerit- jerit dengan tatapan murka ke arah Suta yang cuma berdiri di ambang pintu. Menaikkan sebelah alisnya keheranan.

Suta kemudian berbalik mencari kedua sahabatnya. "Ini seingat gue masih jadi unit gue kan?" tanyanya kebingungan. Dan mukanya kelihatan innocent banget. "Kok ada cewek di ranjang gue sih? Ini gila! Pasti scheming nih!"

Randi dan Kennan hanya saling tatap. "Panggil housekeeping aja kali ya...."

"Jangan!" cegah Kennan tangkas. Dia kemudian memegangi tubuh Suta dan menggiringnya ke luar dari apartemen. "Lo mendingan kita antar ke Bintaro aja gimana? Di sana kayaknya jauh lebih aman."

"Ogah. Asisten rumah gue itu ceriwis banget! Bukannya istirahat, gue malah pusing banget jadinya!" Keluh Suta sembari memegangi kepala.

"Man, hari- hari begini lo tuh jauh lebih aman tinggal di rumah aja. Nggak usah balik- balik ke apartmen."  Kennan menegaskan. Kemudian ia menoleh ke arah Randi. "Elo beresin tuh yang di dalem!"

"Eh lha kok gue sih yang kena?" Randi melotot tak terima.

"Eh, lo kan udah pernah kawin. Lo duda ingat?"

"Nggak perlu diingatin juga, Bangke!"

"Ya intinya gitu deh. Lo kan udah pernah nikah. Jadi lo pengalaman lihat yang begituan. Onderdil cewek maksud gue!"

"Alah, kayak elo kagak pernah aja! Emang lo sama Alisha waktu itu pacaran ngapain? Mancing? Pasti raba- rabaan, habis itu buka- bukaan!"

Miss Dandelion Where stories live. Discover now