吾妻花の大事な物

36 6 1
                                    

Happy reading

• • • • •

"Hana."

Seorang puan menoleh saat namanya disebut. Wajah elok bagaikan lukisan itu mengeluarkan raut lega kala seorang laki-laki berjalan ke arahnya dengan wajah penuh senyuman, membuat labium sang puan tertarik dan membentuk garis lengkung yang indah di paras cantiknya. Azuma Hana tersenyum melihat laki-laki yang ia tunggu sudah datang.

"Kau sudah menunggu lama?" sang puan menggeleng kecil kala pertanyaan itu terlontar untuknya.

Ikeda Hyomaーlaki-laki ituーmenggenggam hangatnya telapak tangan Hana, meski ditengah musim salju yang dingin ini tidak membuat tangan gadis itu mendingin. Keduanya melangkahkan kaki, masuk ke dalam sebuah toko di kota dahulu tempat mereka tinggal. Keduanya duduk di sofa ruang tunggu setelah pegawai toko meminta mereka menunggu selagi ia memanggil seseorang yang keduanya cari. Tak berapa lama, orang yang mereka cari pun datang.

"Mama," Hana mendekat ke arah wanita paruh baya yang baru saja datang.

"Hana, hisashiburi," sapa wanita paruh baya tadi, Isabella.

"Watashi mo, mama ni aitakatta," balas Hana membuat Isabella memeluknya.

Setelah berpelukan melepas rindu, Isabella meminta Hana dan Hyoma kembali duduk di sofa. Wanita itu meminta salah satu pegawainya membuatkan minuman dan membawa camilan. Mereka mengobrol ringan setelah lama tak bertemu, bahkan mereka jarang memberi kabar satu sama lain karena sangat sibuk.

"Hana, Hyoma-kun, apa yang membuat kalian datang ke sini?" tanya Isabella menatap Hana dan Hyoma.

"Mama, ada hal yang ingin aku katakan," ujar Hana.

Kegugupan dapat terlihat di wajah cantik gadis itu, ragu untuk mengatakan jika seandainya keputusannya untuk bicara ini salah. Hyoma paham dengan perasaan sang gadis, ia menggenggam erat tangan Hana, mengisyaratkan bahwa dirinya ada bersama gadis itu.

"Ini ...."

"Onee-chan!" pekik seorang anak perempuan yang keluar dari sebuah ruangan, diikuti 2 anak laki-laki.

"Eh? Ema? Ray? Norman?" beo Hana menatap ketiga anak-anak itu.

"Anak-anak, kenapa kalian keluar?" tanya Isabella.

"Datte ... mama tidak mengatakan bahwa yang datang itu onee-chan!" protes Ema, anak perempuan yang keluar lebih dulu.

"Hah ... Mulai lagi," ujar anak laki-laki bersurai hitam, Ray.

"Ray, kau tidak boleh seperti itu," tegur saudaranya yang merupakan albino, Norman.

Benar, sudah hampir 2 tahun tidak bertemu dengan Isabella dan yang lainnya, Hana memilih untuk pindah ke Osaka dan bekerja di sana sebagai penjual bunga. Ia memutuskan untuk memindahkan pusat Azuma Florist ke Osaka dan menjadikan toko bunga yang ada di Tokyo sebagai cabangnya.

"Jyaa ... doushita no, Ema?" tanya Hana setelah kegaduhan yang terjadi.

"Onee-chan ga aitakatta!" pekik Ema sambil berlari ke arah Hana dan memeluknya.

"Watashi mo," balas Hana yang membalas pelukan Ema.

"Norman to Ray wa? Kalian tidak merindukan onee-chan?" tanyanya menatap kedua saudaranya yang tak sedarah itu.

Norman tersenyum dan langsung menyusul ke pelukan Hana, sedangkan Ray melipat tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya. Hana terkekeh, ia sangat hafal tabiat adiknya yang satu itu.

About The Florist (Kamen Rider Geats) | THE END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang