Bab 15 - Pulang bersama

310 47 0
                                    

"Melihat kebahagiaan keluarga, merupakan fase tertinggi kebahagiaanku."
-smileegirlss

~Happy Reading~


Saat ini mereka telah kembali ke Jakarta. Mereka memutuskan untuk istirahat sehari dulu di rumah, sebelum besoknya menjalankan kembali aktivitas masing-masing.

Mereka tengah makan malam bersama. Tapi, hanya Alex dan Veno saja. Gretha, sore tadi sudah makan duluan. Karena kalau makan malam, dietnya sebulan ini hanya akan sia-sia saja.

Gretha yang melihat kedua orang yang disayanginya, makan masakannya dengan lahap, merasa senang. Alex juga sudah mulai mau berbicara dengannya. Meski terkadang ada beberapa hal yang akan menyakiti hatinya.

"Alex, kamu besok mau Tante bawain bekal nggak ke sekolah?"

"Nggak usah Tante. Di sekolah ku ada kantin kok." Jawabnya dengan melirik sekilas ke arah Gretha.

"Oh yaudah deh. Kalau kamu mau dibawain bekal, nanti bilang aja ya," tuturnya yang dibalas anggukan kecil.

🥀🥀🥀

"Kamu nggak sarapan dulu kak?" Tanya Gretha ketika melihat Veno terburu-buru memakai sepatu.

"Nggak dulu, kalian berdua saja yang makan. Aku lupa kalau hari ini ada meeting sama klien." Veno pun bergegas memasuki mobil. Ia melaju dengan kecepatan yang sangat kencang.

Di lain sisi, Gretha sedang mengambilkan lauk untuk Alex sarapan. Hanya terdengar dentingan sendok saja, tanpa ada satu pun yang bersuara.

Tak berapa lama kemudian, mereka telah selesai sarapan. Alex pun mengambil tasnya yang berada di sofa.

Ia berlari ke arah mobil. Namun belum sempat ia masuk, Gretha sudah menghentikannya terlebih dahulu.

"Alex, kamu mau Tante antarin ke sekolah apa gak?"

Alex pun menggeleng. "Aku sama Pak Tarto aja, Tan." Ia berlalu masuk ke dalam mobil

"Kalau begitu hati-hati ya." Ia melambaikan tangan ke arah mobil yang membawa Alex tadi.

Ia masuk ke dalam rumah dan beranjak pergi ke kamar mandi. Ia harus bersiap-siap, karena hari ini ia akan pergi ke kafenya.

Setibanya di kafe, ia langsung menyapa kedua pegawainya itu dan mendudukkan dirinya di belakang meja kasir.

"Mbak, gimana bulan madu sama Paksu nya?" Tanya Sekar. Mereka berdua memang memanggil Gretha dengan panggilan 'mbak' atas permintaan dari Gretha sendiri.

"Emhh ..., kepo ya ...?" Godanya sambil tersenyum.

"Ihh mbak nih, aku udah serius mau dengerin. Eh malah dikerjain." Ia memanyunkan bibirnya ke depan dengan tangan yang sudah di lipat di dada.

"Haha ..., lancar kok. Oh iya, Mbak bawa oleh-oleh dari sana untuk kalian." Gretha memberikannya masing-masing sebuah paper bag.

"Wah makasih ya Mbak," ucap keduanya serentak. Di dalam paper bag itu berisi sebuah kebaya dan satu set perhiasan perak khas Bali.

"Oh iya Mbak. Suami Mbak siapa sih? Kok nggak pernah datang kesini? Ada fotonya nggak Mbak? Aku penasaran," Tanya Amirah beruntun dengan puppy eyes nya.

"Kalau foto sih ada. Tapi ... aku gak mau kasih kalian lihat," ucapnya sambil tertawa.

Ia heran kedua pegawainya ini kenapa tingkat kekepoaannya sangat tinggi sih.

"Yaudah, sana beres-beres gih. Sebentar lagi pelanggan pada berdatangan."

Gretha pun melihat laporan pembukuan keuangan kafe ini. Ia merasa sangat senang. Omset penjualanan mereka bulan ini, entah mengapa menaik dengan sangat drastis.

 Widower's Fat Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang