Bab 38 - Pdkt

240 19 6
                                    

"cemburu itu buta. Jika tidak mau cemburu, hindarilah kata 'cinta'."
-smileegirlss

~Happy Reading~


Jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Setelah selesai berkeliling mall, ketiganya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Mika dan Gretha yang merasa kelelahan tertidur di dalam mobil. Tadi mereka sempat pergi ke timezone untuk memainkan beberapa permainan yang menurut mereka seru seperti, pump it up, bowling, arcade basketball, dan banyak lainnya.

Sementara Andre menjadi sopir bagi keduanya. Memang tadi, Gretha dan Mika pergi menggunakan taksi, niatnya hanya ingin mendekatkan Andre dan Mika. Ia juga tidak tahu bahwa keduanya sudah saling mengenal.

Andre melihat ke spion tengah yang menampilkan wajah Gretha. Kemudian, dirinya menggeser arah spion itu, sehingga terlihatlah Mika yang sedang tertidur pulas.

Seulas senyuman terpatri di wajahnya. Ia mengendarai mobil dengan pandangan terus melirik ke arah spion mobil. Senyuman itu tak pernah luntur dari bibirnya, sedikitpun.

Dua puluh menit kemudian, Mika menggeliat dari tidurnya. Ia mengucek matanya dengan mulut yang menguap. Andre yang melihat Mika dari kaca spion sedang menguap, juga ikutan menguap.

Mika melihat ke arah Andre yang menguap. "Bapak kok nguap juga?" herannya dengan alis yang menyatu.

"Nggak, saya hanya sedikit ngantuk." Ia mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Bibir yang tadinya tercetak senyuman, hilang tak terlihat sama sekali. Wajah itu kembali datar seperti biasanya.

Mika manggut-manggut percaya. Ia melihat ke arah jalanan, kemudian menoleh ke arah Andre. "Lama lagi Pak, nyampenya?"

"Nggak," balas Andre singkat.

Pandangan Mika pun beralih kembali ke arah jalanan yang dipenuhi oleh banyaknya kendaraan.

Setibanya di halaman rumah, mereka tidak langsung turun, dikarenakan Gretha yang masih tertidur pulas.

Mika membangunkan Gretha yang tertidur dengan kepala menyandar ke arah pintu mobil. Namun, Gretha sama sekali tidak terganggu. Mungkin gadis itu sangat kelelahan.

"Pak, Kak Gretha nggak bisa dibangunin. Kayaknya nyenyak banget, deh. Gimana kalau Bapak yang bantu bawa Kak Gretha ke kamar?"

Andre terdiam sejenak. "Veno nggak bakal marah sama saya, kan?" Ia menatap manik mata Mika dari spion.

Mika menggeleng pelan. "Nggak, ehm ... mungkin."

Andre menghela napasnya pasrah. Ia keluar dari mobil, kemudian memutar arahnya menuju pintu jok belakang.

Andre memegang handle pintu mobil. Namun, belum sempat dirinya menarik handle itu, sebuah klakson mobil mengalihkan perhatiannya.

Andre melihat ke arah mobil yang ingin masuk ke dalam rumah Veno. Untungnya halaman itu cukup luas dan mampu menampung tiga mobil sekaligus.

Andre tidak bisa melihat dengan jelas sang pengendara, dikarenakan mobil itu menggunakan kaca film. Pengendara itu pun membawa masuk mobilnya ke dalam garasi mobil.

Andre yang melihat, siapa yang keluar dari mobil itu, merasa lega. Veno berjalan menghampirinya.

"Lo kenapa di sini?" Tanya Veno dengan raut datarnya.

"Gue ngantar Gretha da—"

Bugh!

Sebuah bogeman mentah mendarat di pipi Andre. Sedangkan, Mika yang melihat keributan dari balik jendela mobil, segera turun menghampiri keduanya.

 Widower's Fat Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang