Part 5

33K 2K 14
                                    

Sekarang semuanya tampak jelas bagiku. Ada orang lain di dunia ini yang memiliki kemampuan khusus, bahkan lebih dari aku. Dan sekarang orang itu, di balik kehebatan dan kemampuannya itu, terkurung ringkih dalam tubuhnya sendiri, yang bervirus... dan dalam kesakitannya ia sendiri tidak tahu kapan ia akan mati.

"Bisa kau bayangkan perasaanku, Suster?" tanyanya, "aku tidak tahu kapan aku akan mati..."

"Ya, aku tau perasaanmu," bisikku.

"Aku sudah tau bahwa kau ada di sini," lanjut Edwin. Ia menatapku riang. Bibirnya membentuk sebuah senyuman, "makanya aku mati-matian masuk ke Rumah Sakit ini. Padahal mamaku ingin aku dirawat ke luar negri."

"Kenapa? Kenapa kau mencariku?" tanyaku heran.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku," jawabnya.

"Apa itu??"

"Bacalah... bacalah... kapan tepatnya aku akan mati," jawab Edwin serius. Matanya memancarkan ketakutan yang amat sangat. Aku mendesah.

"Aku tidak bisa, Edwin," jawabku, "kemampuanku tidak lebih dari 24 jam. Aku hanya bisa membaca kematian orang 24 jam sebelum dia meninggal..."

"Tidak masalah," jawabnya. Ia meloncat berdiri dari kursi rodanya.

"Hei, itu bahaya!" seruku. Edwin tertawa dan meloncat ke atas tempat tidurnya.

"Aku bisa menunggu prediksi itu 24 jam sebelum kematianku... Pokoknya..." ia terdiam, "aku ingin menyiapkan segala sesuatunya sebelum mati."

DEATH ANGELWhere stories live. Discover now