Aku terbangun dari tidurku karna suara gaduh digudang tak jauh dari kamarku
Dengan rasa penasaranku yang besar aku beranjak keluar dari kamarku menuju gudang
Aku kini sudah berada didepan gudang yg tak tertutup rapat...
Aku sedikit mengintip dan melihat ayah disana, sedang apa dia malam-malam begini digudang...
"Aku sudah peringatkanmu... tapi kau tak henti-hentinya memancing amarahku dan sekarang hilang semua kesabaranku..." terdengar suara ayah yg berat bergema digudang
'Sedang bicara dengan siapa ayah??' batinku
"Maafkan aku pa..." gumam seseorang digudang
Aku membuka sedikit pintu gudang itu dan terlihat pemandangan yg tak mengenakan didepanku
Ayah berdiri dengan memegang sebuah pedang dihadapannya ada seorang perempuan yg terikat dikursi yg membuat aku kaget adalah... tangan perempuan itu tak ada ditempatnya melainkan ada dilantai dan banyak sekali darah disini
Ayah merasakan Kehadiranku, dia menengok dan tersenyum lebar padaku, bajunya kotor dengan darah dan tatapannya berbeda
"Hay Sayang!! kenapa kamu belum tidur hah??" tanya ayah ramah dan menaruh pedangnya dimeja
"Ayah sedang apa dengan perempuan itu??" tanyaku
"Ayah sedang bermain dengannya... kau mau ikut bermain??" tanya ayah mencubit kedua pipiku yg tembem
"Bermain?? tengah malam begini??"
"iya... kalo siang nanti ada orang tau..."
"emang kenapa kalo orang tau??"
"Nanti mereka pada sirik dan bawa ayah kekantor orang jahat... terus ayah dikurung!! emang kamu mau ayah dikurung??"
aku menggeleng cepat
"Kau mau bermain??" tanya ayah
"Emang boleh??"
"Tentu boleh sayang,sebentar..." ayah menghampiri meja dan mengambil sebuah pisau lipat berwarna pink
"Ini pasti cocok untukmu..." gumam ayah dan memberikan pisau lipat itu
"Bagaimana cara memainkannya??" tanyaku
Ayah membingbingku mendekati perempuan tak bertangan itu
"Perkenalkan ini tante aisa" ucap ayah
"Hay tante..." sapaku pada perempuan yg ayah panggil tante aisa
"Kamu menyukai apa dari wajahnya??" tanya ayah
"Aku suka matanya, matanya berwarna biru aku suka biru!!"
"ohh kau suka matanya, oke kita mulai!!" ayah memegang tanganku yg memagang pisau lipat pink dan mengarahkannya kemata tante aisa
"Sekarang tusuk!!" teriak ayah dan mendorong tanganku sehingga menusuk mata kiri tante aisa
"Terus bagaimana lagi ayah??" tanyaku
Ayah melepaskan tangannya dari tanganku
"Kau boleh memainkan pisau itu..." ucap ayah
Akupun memanggut dan memutar pisau lipat yg masih berada dimata tante aisa, tante aisa menjerit membuatku berhenti memutar pisauku
"Kenapa tante??" tanyaku
"Kumohon lepaskan aku..." pinta tante aisa
"Ayah..." aku melirik ayah
"Bujuk dia untuk kembali bermain atau rubah tempat kau memainkan pisaumu" ucap ayah
Aku memanggut
"Tante kenapa tante ingin lepas?? akukan belum selesai bermain... tante ga suka ya piso aku ada dimata tante... kalo gitu aku ambil ya" aku mengambil pisauku terlihat darah yg keluar dari mata kiri tante aisa makin banyak
Entah kenapa melihat cairan kental berwarna merah itu membuat sensasi bahagia diotakku, kenapa aku ini?? apa aku menyukai permainan ini??
Aku mengelus pipi tante aisa dengan pisauku membuat tante aira menutup matanya dan menangis
"Kenapa tante aisa menangis??" tanyaku
"Kau terlalu lama memainkan pisaumu jadi tante aisa menangis..." jelas ayah
"Ohh begitu... maaf tante, membuatmu menunggu.." ucapku dan menusuk tepat dileher tante aisa
"Kau senang sayang??" tanya ayah
"Aku sangat senang ayah..." ucapku riang dan mengambil pisauku dari leher tante aisa
"tante aisa tidur??" tanyaku ketika melihat tante aisa menutup matanya dan tubuhnya melemas
"Iya... sudah cukup ya bermain sama tante aisanya" ucap ayah dan mengusap lembut pipiku
"Ayah!!" itu teriakan bunda
Ayah berdiri dan menghampiri bunda
"Apa sih bun??" tanya ayah
"Gita... ngapain kamu megang pisau ini sayang??" tanya bunda membuang pisau lipat yg aku pegang
"Aku udah main bun sama tante aisa" jawabku
"Ayah... apa yg ayah lakuin hah??? Gita ini anak kita!! dan Gita masih 5tahun... ayah mau gita kaya ayah??" bentak bunda pada ayah
"Dia cukup berbakat... dan dia juga menyukai permainan ini!!"
"Bunda ga abis pikir sama ayah..." bunda mengendongku keluar gudang
Ayah tersenyum padaku dan memberikan satu jempol
--
Aku dibawa kekamar oleh bunda, aku digantikan baju dan tidur bersama bunda
"Gita sayang... kamu ga boleh ya main kaya tadi... bunda ga suka kamu main-main sama pisau..." ucap bunda
"Tapi itu menyenangkan bunda..."
"Sayang... nurut ya sama bunda.."
"baik bunda..."
"janji ga akan main-main lagi sama piso..."
"Gita janji..."
"Good Girl.. bunda sayang Gita..." bunda memelukku
"Gita juga sayang bunda..." aku membalas pelukan bunda
akupun tertidur dipelukan bunda...
***
Ahhh part ini Flashback dulu aja yakk!!
Biar kalian tau asal mulanya Gita kenapa jadi Psychopath...
Part selanjutnya juga masihh Flashback ya...
Semoga kalian suka;):)
Happy SatNight...Bigluv,
rosceee
YOU ARE READING
A Psychopath
HorrorKenapa Orang Yang Bermain denganku selalu menangis?? Kenapa Orang Yang Bermain denganku selalu minta berhenti ditengah permainan?? Aku hanya Ingin Bermain, Apa itu salah?? Yang bermain denganku Hanyalah orang-orang Pilihanku, Aku tidak sembarangan M...