Chapter 9: Seperti Gambaran Neraka

3.4K 260 11
                                    

Sudah beberapa hari berlalu sejak Ryo menerima pelatihan terus-menerus setelah pulang sekolah dari Alan.

Alan memberikan pengarahan kepada Ryo. Seperti, bagaimana dia cepat sekali kehilangan stamina. Mananya yang cepat habis karena kebocoran.

Melatih tubuhnya dengan pelatihan fisik. Bermeditasi agar dapat mengkontrol Mananya dengan baik sehingga tidak terjadi kebocoran Mana. Beberapa pelatihan itu Ryo terima dari Alan. Dan juga, tidak lupa dengan pertarungan pura-pura mereka agar Ryo lebih terbiasa dalam pertarungan nyata.

"Nah, sekarang kita coba menggunakan [Field]mu."

"Roger."

Ryo berkonsentrasi. Ini kali pertamanya dia menggunakan [Field]nya sendiri.

"[Field] active."

Suhu ruangan mulai meningkat. Bahkan Alan sampai melepas dua kancing teratas pada kemejanya karena terlalu panas. Tapi anehnya Ryo tidak mengucurkan keringat sdikitpun seperti Alan. Dia bersikap normal seolah-olah tidak terjadi apapun dengan suhu ruangan di sekitarnya.

"......"

Aula gedung mulai terdistorsi menjadi tempat yang membuat Alan tidak dapat berkata apa-apa.

"Ah!"

Alan sedikit tercengang dengan [Field] milik Ryo. Di depan matanya kini menampilkan apa yang bisa disebut sebagai gambaran neraka.

Tanah kering yang berwarna hitam layaknya arang. Tidak ada pepohonan di tempat itu. Tidak, bahkan rumput liar yang katanya dapat tumbuh di mana saja pun tidak ada. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Yang ada di sana hanyalah bebatuan dan juga magma yang mengalir layaknya sungai. Gunung-gunung berapi seakan menjadi latar belakang di balik tubuh mereka masing-masing. Langit yang tertutupi oleh awan-awan hitam hasil dari abu vulkanik membuat sinar matahari tidak mencapai tanah.

Sejauh mata memandang hanya ada kengerian bagi yang melihatnya.

"Woah... Panas sekali... Tempat macam apa ini?"

Alan mengibas-ibaskan tangannya berharap suhu panas itu hilang dari tubuhnya. Dia menyeka keringatnya sambil mengkomentari tempat itu.

"Ini [Field]ku, kan?"

"Tentu saja ini [Field]mu."

Ryo sedikit ragu dengan [Field]nya sendiri. Tapi dijawab cepat oleh Alan yang seakan meyakinkan Ryo.

"Fiuh... Agak labih baik."

Alan menggunakan Otoritasnya sendiri untuk menyelimuti dirinya dengan angin. Angin yang menyelimutinya itu sangat tipis, tapi mampu mengusir hawa panas di sekitarnya. Angin itu layaknya mantel yang menutupi dirinya dari atas kepala sampai ke bawah kaki. Dengan begini Alan sudah dapat menyesuaikan dirinya di dalam [Field] milik Ryo.

"Oi, bocah."

"Hmm."

"Kau tahu tempat ini... Apa kau juga berpikir sama sepertiku?"

"Ya, ini keren~."

"Bukan itu!"

Alan melihat lagi keadaan di sekitarnya.

"[Field] menyesuaikan dengan monster yang kita kontrak. Seperti [Field]ku yang tempatnya sangat sesuai dengan Griffin."

"......"

"Sekarang [Field]mu ini... Monster-Tidak, tapi makhluk hidup apa yang cocok tinggal di tempat ini?"

"Itu Fiona."

Alan serius berpikir, tapi Ryo malah menjawabnya acuh tak acuh.

"Sialan! Aku tahu itu Nona... Siapa namanya?"

Monster TamerWhere stories live. Discover now