Chapter 66: Wrath

1K 90 26
                                    

"Apa kau pikir kau ini pahlawan yang mengorbankan diri demi teman-temannya? Jangan berpikir bodoh semacam itu. Kita pasti akan keluar dari pulau ini."

Arya memaksa Alan berdiri dan membantunya menopang berat tubuhnya. Sayangnya pria itu hanya membalas kata-kata Arya dengan tawa kering.

"Hehe, tadinya aku berpikir seperti itu."

"Jangan bercanda di saat seperti ini!"

Kedua pria itu berdiri dan mulai memimpin jalan. Satu pria menahan tubuh pria lain, keduanya saling membantu demi kelangsungan hidup mereka.

"Yang masih dapat berjalan bantu mereka yang tidak dapat bergerak! Kita semua harus meninggalkan tempat ini hidup-hidup bagaimanapun caranya!"

Arya memberi instruksi kepada yang lainnya. Dia berharap orang-orang dari Aliansi yang berada pada titik kembali dapat membawa helikopter dan menyelamatkan mereka.

"Woah, mereka semakin bertambah banyak saja!"

Ryo yang sedari tadi menghajar monster-monster hitam di sekitar mereka mau tidak mah harus berseru kagum atas banyaknya jumlah mereka.

Satu terbakar, satu lagi hancur, dan lainnya musnah. Sebanyak apapun dia berusaha untuk melenyapkan monster-monster hitam tersebut, Ryo tetap saja tidak bisa membasmi mereka semua. Hanya tuhan yang tahu sampai berapa lama dia dapat keluar dari pulau ini jika hal ini terus berlanjut.

Bang!

Kepala salah satu monster hitam meledak di tangan Ryo. Dengan emosi serta frustasi yang tidak berujung Ryo menyerukan kekesalannya.

"Argh! Lama-lama ini semakin menyebalkan!"

"Jangan banyak bicara, bocah. Lihat, apakah monster yang kau hajar musnah atau tidak?"

Seperti apa yang dikatakan Alan, monster yang sebelumnya memiliki kepala yang meledak di tangan Ryo ternyata masih bisa bergerak. Monster hitam itu terhuyung-huyung maju ke depan dan seakan hendak menerkam Ryo. Namun sebuah tendangan dari seorang gadis berambut merah telah memusnahkan monster hitam itu hingga tak berbentuk.

"Hati-hati, Ryo."

"Terima kasih, Fiona."

Monster hitam yang telah hacur ditendang oleh Fiona tak dapat melakukan regenerasi lagi.

"Mereka tidak akan mati sebelum tubuh mereka hacur sepenuhnya. Maka dari itu kalian berdua harus lebih berhati-hati dalam menghadapinya."

Sebuah peringatan dari Arya mamberikan perhatian Ryo dan Fiona lebih waspada lagi. Apalagi sebelumnya Alan sempat memperingatkan mereka jika jangan langsung menyentuh tubuh monster hitam tersebut. Yang langsung meyentuh tubuh monster hitam akan dijadikan sebagai sekutu mereka. Ryo bergidik ngeri membayangkan jika dia langsung menyentuh tubuh monster hitam dan menjadi bagian dari mereka.

"Kalian berdua melapisi tangan serta kaki kalian dangan otoritas. Kenapa hal itu tidak terpikirkan olehku sebelumnya? Sayangnya saat ini aku tidak dapat melakukan apapun lagi. Stamina serta Mana yang kupunya telah habis."

Alan menguatkan dirinya. Sementara dia bahu membahu bersama Arya saat ini, beberapa anggota Aliansi yang masih memiliki cadangan Mana berada di barisan depan untuk membuka jalur pelarian.

"Argh!"

Salah seorang yang berada di barisan depan tertusuk oleh tangan monster hitam. Orang itu langsung mengalami perubahan. Tubuhnya terselimuti lapisan hitam hingga dia akhirnya menjadi bagian dari gerombolan monster tersebut.

"Bunuh dia! Jangan biarkan dia... gah!"

Orang yang berteriak belum menyelesaikan kalimatnya. Tubuhnya terbelah dua oleh orang yang sebelumnya menjadi monster hitam.

Monster TamerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora