Fate

90.2K 9.5K 1.1K
                                    

>> kindly play the vid <<

Anehnya, aku tidak nyaman duduk di sofa hitam nan empuk ini.

Pasalnya, seorang Jeon Jungkook duduk di kursi kerja di seberang sana, menatapku dengan seksama.

Aku berdeham.

Rambut hitamnya basah oleh keringat. Kaos abu-abu kebesarannya tidak membuatnya tampak aneh, namun ia terlihat lebih macho. Bibirnya tidak bergerak sedikit pun, matanya terus menatapku dalam.. Mungkin berusaha menenggelamkanku.

Mengingat bahwa dia adalah orang yang aku sukai, orang yang selalu ada untukku, orang yang selalu menghiburku dalam satu tahun setengah ini.

Fakta bahwa dia adalah satu-satunya orang yang bisa membuatku tersenyum, orang yang mengajarkanku bahwa memiliki seseorang yang selalu ada untuk kita itu penting.

Jujur, aku tidak sanggup.

Hatiku perih.

Aku mengalihkan pandanganku. Aku tidak sanggup melihatnya.

Mungkin jika dia bukan Idol, semuanya akan baik-baik saja.

Mungkin jika dia bukan member BTS, semuanya akan baik-baik saja.

Atau, mungkin jika hari itu aku tidak pernah diseret oleh Taehyung, aku dan Jungkook akan baik-baik saja.

Kenapa takdir bermain seperti ini denganku?

Ini tidak adil. Sungguh.

Mataku mulai panas.

Aku pikir bertemu dengannya akan menjadi hari terindah dalam hidupku.

Lebih panas lagi.

Tapi aku bahkan tidak bisa berbicara didepannya. Didepan orang yang kusukai.

Air mataku hampir jatuh.

"Hyeri-ah.." Suara halusnya memanggilku.

Jungkook berdiri, berjalan perlahan ke arahku.

Tidak. Tolong jangan mendekat.

Dia sampai dihadapanku.

Tidak akan kubiarkan air mataku jatuh dihadapannya.

Aku menundukkan wajahku. Aku tidak mau melihatnya.

Lalu aku merasakan satu tangannya meraih pipiku.

Tangannya mengarahkan wajahku untuk melihatnya.

Wajahnya berada tepat di hadapanku.

Setetes air mata jatuh dari matanya.

Tidak. Jangan menangis.

Ia menutup matanya, lalu melihat ke lain arah.

Untuk beberapa detik yang sulit bagiku.. Karena aku menahan air mataku, dia kembali menatapku lagi.

Lalu, tanpa aba-aba, Jungkook menarikku kedalam pelukannya.

Saat itulah, pertahananku runtuh.

Semua benteng pertahananku hancur.

Air mata yang sedari tadi kutahan, keluar begitu saja dengan derasnya.

Perlahan, aku membalas pelukannya.

Oh God, help me.

Aku mulai terisak dipelukannya.

I don't know it hurts this much.

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang