Three

64.6K 7.1K 322
                                    

Kuikat rambutku dan berjalan cepat, berusaha menyusul langkah kaki Ara yang besar.

Aku sampai disampingnya, lalu aku menatapnya, "Kita akan kemana?"

"Ikut saja," Ujar Ara sembari tersenyum lebar.

"Awas saja jika kau macam-macam." Ancamku.

Ia tertawa, "Arasseo."

Beberapa menit kemudian kami menaiki bus yang memiliki rute berbeda dari bus yang biasanya kunaiki.

Aku duduk di samping Ara, wajahku mengarah kejendela.

"Ya Jung Hyeri, tersenyumlah. Aku tahu kau masih berkabung. Tapi kau harus yakin semuanya akan baik-baik saja." Ucap Ara.

Aku mengangguk, masih menatap kejalanan, "Nee.."

"Bibirmu mengatakan ya tapi matamu tidak." Ara mendesah kecewa. Lalu ia berkata lagi, "Apakah kau bertengkar dengan pacarmu?"

Mendengar perkataannya, wajahku refleks menatap gadis berambut cokelat yang baru saja ia pangkas menjadi sedagu.

Mata hitamnya menatapku dengan penasaran, aku menatapnya dengan aneh. "Kau benar-benar mengerikan. Apa kau bisa membaca pikiran?"

Lalu Ara tersenyum, "Aku sudah pernah mengatakannya. Aku sangat jeli. Membuat teori adalah keahlianku."

Aku menggeleng-geleng, "Terserahlah."

Ara melirik kesekeliling bus yang cukup ramai. Lalu ia mendekat dan berbisik ditelingaku, "Berbicara tentang Taehyung. Kenapa kau bertengkar dengannya?"

Setelah Ara menjauh, aku menjawab, "Molla. Aku hanya mulai merasakan kami semakin jauh. Lalu saat kami bertemu, emosi kami meledak. Kami saling menyalahkan. Aku tidak tahu lagi."

Ia mengangguk, "Kalian berdua memiliki terlalu banyak pikiran. Alangkah bagusnya jika kalian membagi cerita satu sama lain."

Aku menghela napas, "Mungkin aku juga salah. Tapi aku lelah. Jika aku tidak berteriak padanya, mungkin aku menyesal saat ini."

Ara tersenyum, "Terkadang kita memang harus mengeluarkan semuanya. Tidak apa-apa."

Aku mengangguk.

Lalu bus berhenti. Ara berdiri dan mengajakku, "Kaja."

Kami berdua turun dari bus dan menyebrangi jalan.

Saat aku menyadari kemana ia akan membawaku, aku berkata, "Ya! Apa tidak apa-apa kita kesana?"

Ara terkekeh, "Tentu saja."

Kami pun berjalan menuju suatu gerbang besar yang akan membawa kami masuk.

Seoul National University.

Aku berseru dalam hati. Kami akan bertemu Hee Young.

---

Hee Young berlari begitu melihat kami. Ia tersenyum lebar dan merentangkan kedua lengannya.

Lalu ia tiba dan memelukku dan Ara.

"Ah, kalian lama sekali." Ucap Hee Young.

Ara tersenyum, "Mianhae. Hyeri sangat susah untuk diajak."

Hee Young mengangguk-angguk sembari menatapku, "Tentu saja. Dia kan artis."

Dan kami bertiga tertawa.

Setelah bercakap-cakap mengenai banyak hal, kami pun berjalan menuju salah satu taman di kampus tersebut.

Kami menemukan kursi yang kosong dan duduk disana.

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang