Familiar

77.4K 9.1K 1.6K
                                    

Kupandangi Timberland cokelat yang sekarang berada dibelakang pintu rumahku.

Sepatu Timberland milik Jungkook.

Kunyalakan lampu ruang tamu, dan kami berjalan ke arah sofa.

Dengan tangan Jungkook yang masih menggenggamku.

Saat kami duduk di sofa, Jungkook menatap kesekeliling.

"Ternyata rumahmu seperti ini.." Gumamnya.

Aku mengangguk, "Hmm, begitulah"

Jungkook melepaskan genggamannya, lalu menaikkan kedua kakinya di sofa.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya sembari menatap kedua mataku.

Aku tersenyum, "Bagaimana apanya.. Oppa, kita sering bertemu"

"Tapi kau selalu bersama Taehyung" Jungkook mendesah kecewa.

Ia menggembungkan kedua pipinya.

"Tch" Aku membuang muka, "Berhentilah ber-aegyeo"

Jungkook terkekeh pelan, lalu merangkulku, "Wae? Bukannya kau suka?" Katanya menggodaku dengan senyuman gigi kelincinya.

Aku melirik kearahnya, tidak sanggup menahan senyum. "Ani"

"Eey.. Geojimal" (Bohong) Lalu ia menaik turunkan kedua alisnya.

"Berhentilah menggodaku, Kook-ah!" Aku mendorongnya menjauh dariku.

"Eoh? Jadi kau merasa tergoda.." Jungkook menatapku dengan usil dan mencubit pipiku.

Kurasa pipiku mulai memerah.

Jadi aku beranjak dari sofa dan berjalan ke kamarku.

Saat aku tiba di kamar, Jungkook muncul dari pintu.

Matanya tertuju pada rak buku yang berada di samping pintu kamarku, "Jadi ini, rak buku yang selama ini kau bangga-banggakan."

Jungkook mulai melihat-lihat koleksi buku ku, sementara aku duduk di karpet berbulu yang terletak di sisi kanan tempat tidurku.

Sementara aku memainkan bulu-bulu hitam pada karpetku, Jungkook ikut duduk didepanku.

Kupandangi sosoknya yang memegang salah satu buku kesayanganku.

Ia menyodorkan buku itu tepat didepan wajahku, "Hal yang paling menyakitkan tentang cinta adalah, hal itu akan membunuhmu. Baik kau memilikinya atau tidak."

Jungkook mengutip salah satu kata dalam buku tersebut.

Aku kaget.

"Jeon Jungkook, kau tahu darimana? Bukannya kau pernah bilang tidak suka membaca?" Aku mengernyit.

Ia meletakkan buku tersebut dengan pelan pada karpet, lalu menjitak dahiku.

"Aw!" Aku mengusap-usap dahiku.

"Paboya (Bodoh), kau pernah mengirimkan quote itu kepadaku." Jungkook menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir.

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang