Realise

74.9K 7.8K 1.1K
                                    

Hari-H / D-day

Sekitar lima tumpuk buku novel sekarang berada di tanganku.

Ini adalah barang terakhir yang harus kumasukkan dalam dus.

Aku membawanya perlahan ke lantai, lalu kumasukkan satu-persatu bukuku ke dalam ruang berbentuk persegi tersebut.

Setelah itu, aku menutup kardus tersebut dan memberi sentuhan terakhir dengan merekatkan lakban bening.

Kuraih spidol hitam di samping kananku, dan aku menulis 'Novel' (dengan ukuran yang besar, tentunya) di kardus tersebut.

Ibuku berjalan mendekat, "Sudah selesai?"

Aku mengangguk, "Eoh.."

Mata Ibuku memandang kesekeliling ruangan tengah yang sekarang telah penus dengan kardus-kardus cokelat muda.

Perabotan rumah kami yang besar seperti sofa, lemari, tempat tidur, dan lain-lain akan diurus oleh agen pengirim barang yang kami sewa. Mereka akan mengantarkan semua barang-barang di rumah ini ke Indonesia.

Aku menatap ruangan itu sekali lagi.

Aku benar-benar akan pindah.

Selama bertahun-tahun aku tinggal disini bersama keluargaku, lalu tinggal sendiri, aku sudah merasa sangat familiar dengan suasana rumah ini. Namun, aku harus beradaptasi. Bagaimanapun, mungkin tinggal bersama keluarga adalah pilihan yang terbaik.

"Penerbangan kita sekitar pukul sembilan pagi." Ibuku mencermati jam tangannya, "Itu berarti kita masih memiliki waktu empat jam lagi bersiap-siap."

Aku mengangguk, "Ne. Lagi pula semuanya telah beres."

Ibuku tersenyum dan mengangguk, "Kalau begitu, eomma akan mandi dulu."

Aku mengangguk dan segera menatap layar handphoneku begitu Ibu pergi.

Handphone tersebut penuh dengan notifikasi media sosial dan chat dari Ara, Hee Young, dan Jungkook.

Aku menggigit bibirku.

Kubuka dengan ragu window chat dengan nama TaeTae diatasnya.

Jari-jemariku bergerak pelan.

Hyeri98: Kau sibuk??

Beberapa detik kemudian, ia membalas.

TaeTae: Eoh

Aku menghela napas panjang. Begitu banyak kata yang tidak bisa kuucapkan kepadanya.

Alih-alih lega, hanya perasaan menyesal yang akan mengantarku nanti ke Indonesia.

Aku curiga, jika aku meninggal di pesawat, aku akan menjadi hantu gentayangan yang selalu mengikuti Taehyung kemana pun hanya untuk mengatakan hal-hal yang tidak bisa kusampaikan kepadanya.

Aku menggeleng-geleng. Mungkin aku terlalu banyak menonton film horor.

Salahkan kepada Taehyung. Awalnya aku tidak pernah berani mencoba menonton film horor. Bagimana jika aku akan memimpikannya? Bagaimana jika aku akan melihat penampakan yang asli hanya karena terbiasa menonton filmnya?

That Day.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang