Pink Lipstick (Ficlet)

1.1K 94 46
                                    

Hot pink

.

.

.

Rasanya seperti tersambar petir.

Aku tertawa.

Ini konyol, batinku.

Tidak, aku tidak tersambar petir. Tidak ada petir pagi ini, dan juga tidak turun hujan. Yang ku maksud konyol disini adalah.. Hei! matahari saja belum naik sepenuhnya, toko bunga milik bibi Han saja belum buka, dan aku sudah bertengkar dengan orang asing karena sebuah taksi.

Damn!

Seharusnya pagi ini ku lalui dengan sarapan roti panggang dengan segelas espresso hangat, bukan berebut taksi seperti ini.

Pria di depanku ini tinggi, kulitnya berwarna sedikit gelap, rambutnya tersisir rapi kebelakang. Ku pikir ia menggunakan gel karena angin cukup berhembus kencang dan model rambutnya tidak berubah sama sekali.
Dia menarik. Tidak, dia sangat menarik.

Akan jadi sangat lebih menarik bila ia berpasangan denganku. Maksudku, aku ini wanita yang menarik. Pakaianku juga pakaian kelas atas, aku juga memakai sepatu limited edition pada pelelangan minggu lalu, dan jangan lupakan lipstick berwarna hot pink yang melapisi bibir tipisku ini. Perlu kalian tau, lipstick berwarna hot pink sedang sangat tren saat ini.

"Maaf, nona. Sepertinya aku yang pertama melihat taksi ini," dia kesal, namun cengiran penuh makna terpampang di wajahnya itu. "Jadi, kurasa-" ia memegang kenop pintu taksi "-aku yang harus menaiki taksi ini."

Aku tersenyum. "Aku juga minta maaf tuan. Tapi sepertinya, akulah yang pertama menyetop taksi ini," aku menggeser tangannya. Tangannya hangat dan sangat lembut, kurasa ia sangat merawat tubuhnya. "Jadi aku lah yang pantas menaiki taksi ini."

"Aku tidak melihat kau menyetop taksi."

Bola mataku berputar. Dasar pria! Egonya tinggi seperti gunung Everest. "Bisakah kau mengalah padaku?" tanyaku kesal dan sedikit memohon. "Kau ini sedang berhadapan dengan wanita!"

"Uh, tuan-nona. Bisakah kalian cepat? Aku sudah menghidupkan argonya." sang supir taksi menengok keluar, memastikan apakah penumpang ini jadi menaiki taksi atau tidak.

"Aku tau kau perempuan, tapi maaf meskipun engkau sangat cantik dan menggoda dengan bibirmu yang berwarna pink itu-"

Apa katanya?!

"-perlu kau tau aku ada meeting pagi ini."

Aku mendengus, "Paman, menurutmu siapa yang pantas menaiki taksi ini?" Aku bertanya pada supir taksi, "Aku atau dia?"

Sang supir taksi menengok dari jendela, "Err.. sepertinya nona-"

"Ha! Kau dengar, kan?" Aku menghadap kearahnya. "Paman itu saja bilang bahwa aku yang menaiki taksi ini."

"Dia belum selesai berbicara." Pria ini menyingkirkan tanganku dari kenop pintu, lalu menarik kenop agar pintu terbuka.

Kakiku dengan sigap mendorong pintu tersebut. Mencegah agar tidak terbuka. Jarinya sedikit terjepit, aku tertawa kecil. Ah, senang sekali rasanya melihat ia menderita.

"Aw! Damn it!"

Ia melotot kearahku, selagi ia sibuk meniup-tiup jarinya. Dengan cepat aku membuka pintu taksi, tapi gagal. Pria itu melakukan hal yang sama. Tidak, ini sama sekali tidak sama.

Ia mendempetkan tubuhnya kearah tubuhku. Posisiku terhimpit, taksi-aku-pria berambut gel. Posisi kami sangat tidak nyaman.

Aku menginjak kakinya, ia mengaduh. Lalu aku menarik kenop pintu dan ia menciumku.

Perlu ku ulangi? Dia menciumku.

Ia mencium tepat di bibirku. Ini gila, benar-benar gila.

Aku terdiam, tidak tau harus berbuat apa. Tubuhku lemas, peganganku pada kenop pintu pelahan mengendur. Ia menarik kenop pintu, pintu terbuka. Lalu ia memisahkan bibir kami, tersenyum nakal, lalu duduk ditaksi dan menutup pintunya. Kaca hitam taksi tersebut terbuka, menampilkan wajahnya yang masih tersenyum nakal.

Oh, dan jangan lupakan bibirnya yang sedikit berwarna pink, kupikir lipstickku menempel pada bibirnya yang menggoda.

"Namaku Kim Jongin. Aku tau itu ciuman pertamamu, jadi kau pasti akan meminta tanggung jawab, kan?"

Ia menempatkan tangannya pada jendela mobil, lalu memangku kepalanya. "Aku tinggal di apartment yang sama denganmu, nomor 219. Jadi kalau mau meminta tanggung jawab, datanglah"

"..."

"Oh ya, jangan lupa membawa cola dan ayam agar kita bisa mengenal lebih akrab."

Ia menegakkan tubuhnya, "Ngomong-ngomong, aku sudah tertarik padamu sejak lama, nona Krystal Jung"

.
.

Fin

Screenwriter : raspberrieseu
Editor : Rilamickey

A/n : Wah! Akhirnya MvT grand opening! Adakah yang diabetes dadakan? Haha ku persembahkan karya ini untuk movie lovers semua ^^ Nantikan ceritaku selanjutnya

ROOM 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang