Kook-ain (Vignette)

112 14 0
                                    

KOOK-AIN

Anditia Nurul / PG-13 / Vignette / Fluff & Romance / (BTS) Jungkoook & (OC) Han Chaeri

*

Kokain : obat terlarang yang berharga mahal, tetapi memiliki efek candu yang tinggi.

*

Aku belum pernah merasakan candu seperti ini sebelum bertemu dengannya. Aku bahkan tidak pernah menyangka akan begitu terikatnya diriku padanya. Matanya adalah candu bagiku. Hidungnya juga candu bagiku. Bibirnya—ah, jangan tanyakan betapa sepasang daging kenyal merah muda di wajahnya itu membuatku nyaris tak menjejak bumi hanya dengan membayangkan jika aku mencumbunya.

Berawal dari sebuah sentuhan, tatapan dan senyuman yang kudapatkan darinya di hari pertama aku menjadi siswi baru di sebuah sekolah menengah. Semuanya terjadi bagai adegan klise di dalam drama romansa remaja—seseorang menabrakku hingga buku-bukuku terjatuh. Lantas, entah dia datang dari mana, tahu-tahu ia berjongkok di dekatku, membantumemungut buku-bukuku.

Sebuah sentuhan pun tercipta kala aku dan dia hendak mengambil buku yang sama. Kurasakan kulit telapak tangannya menyentuh kulit bagian atas jari-jariku. Detik itu juga, kurasakan darahku berdesir.

Lebih dari sekadar sentuhan, kami pun saling bertukar pandang. Sepasang netra miliknya menyorotkan binar-binar kehangatan yang sempurna menelusup ke dalam benakku. Mendadak, aku lupa cara berkedip.

Sungguh, sebuah sentuhan dan sebuah tatapan sejatinya sudah cukup kuterima darinya. Namun, entah-senyum-entah-seringai yang tampak memesona pada sebentuk wajah bulat di sana, turut ia berikan padaku. Dalam sekejap, kurasakan napas berhenti di leherku.

"Lain kali hati-hati, ya." Sentuhan di pundak yang dibarengi pandangan yang menentramkan, lengkap dengan senyum yang memukau kala ia mengucapkan kalimat itu, membuatku mengangguk cepat. Seiring ia melangkah meninggalkanku, kedua tungkaiku terasa lemas.

Ini berlebihan, tapi ... rasanya aku mau pingsan.

***

"Ya! Chaeri-ya, sampai kapan kau akan melihat Jungkook sambil senyum-senyum menjijikkan seperti itu, hm? Menggelikan!"

Komentar jahat itu sedikit merusak suasana hatiku saat jam istirahat, aku memandangi Jungkook yang sedang mengikuti pertandingan bola basket. Dia terlihat sangat keren dengan headband merah yang membiarkan dahi mulusnya terpampang nyata. Pun, dia tampak menggoda dalam balutan kostum pemain tim basket. Lengan-lengan kekarnya yang berkeringat tampak mengkilat-kilat akibat pantulan sinar matahari.

Bagaimana mungkin aku tidak senyum-senyum melihat itu? Hehehe.

"Sampai pertandingan selesai," jawabku.

Hela napas kesal meluncur dari Myungji, gadis di sebelahku. Sebenarnya, mengajak Myungji menemaniku untuk menonton pertandingan basket yang diikuti Jungkook adalah sebuah kesalahan. Dia adalah satu dari banyak orang yang mengatakan kalau aku ... sudah tidak normal karena seseorang bernama Jeon Jungkook. Itu sebabnya dia berkomentar sinis tadi. Namun, aku tidak punya pilihan lain. Hanya dia yang bisa kupaksa untuk menemaniku berdiri panas-panasan di tengah kerumunan.

"Tidak! Begitu babak pertama selesai, kita harus ke kantin. Terlalu lama melihat Jungkook, nanti kau akan semakin gila," tukas Myungji, sarkastis.

Aku tidak mengerti mengapa Myungji dan lainnya tidak setuju jika aku menyukai Jeon Jungkook. Oke, aku tahu Jungkook itu playboy, gonta-ganti pacar seperti gonta-ganti pakaian. Namun, sikapnya yang seperti itu sama sekali tidak menghalangi perasaanku padanya.

ROOM 4حيث تعيش القصص. اكتشف الآن